Advertisement

KAMPUS JOGJA : Menristekdikti Dinilai Kurang Pahami Pendidikan Vokasi, Ini Alasannya

Kamis, 06 Oktober 2016 - 05:20 WIB
Mediani Dyah Natalia
KAMPUS JOGJA : Menristekdikti Dinilai Kurang Pahami Pendidikan Vokasi, Ini Alasannya

Advertisement

Kampus Jogja mempertanyakan Peraturan Menristekdikti.

Harianjogja.com, JOGJA - Direktur Sekolah Vokasi (SV) Universitas Gadjah Mada (UGM) Hotma Prawoto bersama Forum Pendidikan  akan mendatangi Kantor Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti), Kamis (6/10/2016) ini.

Advertisement

Hotma menyambut baik apresiasi Presiden Jokowi terhadap sekolah vokasi. Termasuk kebijakan revitalisasi SMK yang merupakan pendidikan vokasi di tingkat sekolah menengah.

"Presiden Jokowi berupaya menggalakkan vokasi karena bidang ini yang sangat dibutuhkan bangsa ini. Sekolah vokasi itu langsung menerapkan ilmu secara nyata dan itu yang dibutuhkan bangsa ini," ujar di sela-sela kegiatan Symposium on Tecnology for Sustainbility (ISTS) di Indoluxe Hotel, Rabu (5/10/2016).

Hotma pun menyebut Menristekdikti dalam hal ini kurang begitu memahami tentang pendidikan vokasi. Imbasnya kebijakan yang dikeluarkan justru mematikan potensi sekolah vokasi.

"Jadi aturan tentang sekolah vokasi dalam Permendagri ini harus diganti. Vokasi itu pendidikan komprehensif yang terstruktur.

Berkaitan dengan sekolah vokasi, sebelumnya Direktur AA YKPN Sururi menyatakan pendidikan vokasi merupakan
solusi memenangkan persaingan di era pasar bebas Asean atau MEA.

Sururi menjelaskan dalam konteks MEA perguruan tinggi vokasi akan mampu memberikan peran besar di dalamnya. Pasalnya, dapat dipastikan kebutuhan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan keterampilan kerja akan semakin tinggi. Ketrampilan nyata bisa didapat dari pendidikan vokasi.

Sementara itu penyelenggaraan ISTS merupakan upaya nyata sekolah Vokasi UGM dalam rangka pemecahan masalah teknologi berkelanjutan. Sebelumnya ISTS telah diselenggarakan lima kali setiap tahunnya di empat negara, yakni Thailand, Hongkong, Taiwan dan Malaysia.

Program ISTS itu diikuti oleh 124 peserta dan 45 dosen dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, singapura dan Finlandia.

Adapun tujuan diselenggarakan ISTS 2016 ini adalah mewujudkan solusi nyata terhadap pddemecahan permasalahan di masyarakat lokal. Dengan melakukan pendekatan teknologi, ISTS 2016 dipersiapkan untuk menghadapi tantangan untuk menghadapi perkembangan teknologi berkelanjutan di era globalisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Predksi BMKG: Seluruh Wilayah Indonesia Hujan Lebat Hari Ini

News
| Sabtu, 27 April 2024, 08:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement