Advertisement
MUBENG BERINGHARJO : Suka Duka Penjual Bunga Warisan Orang Tua

Advertisement
Mubeng Beringharjo kali ini berhenti pada penjual bunga
Harianjogja.com, JOGJA-- Di salah satu sudut di lantai tiga Pasar Beringharjo, Tatik (42) warga Bangunjiwo, Bantul menggelar dagangan bunga-bunga yang kerap digunakan untuk tradisi nyekar. Sejak pagi, ia baru mampu menjual dua keranjang ukuran sedang.
Advertisement
Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, ada sekitar enam penjual bunga mawar yang menempati lokasi jualan lesehan di lantai tiga pasar Beringharjo. Tak terlalu banyak pesaing memang, namun penjualan Tatik sejak satu minggu terakhir tak begitu menggembirakan.
"Meski tidak sepi tapi aneh juga kalau dibilang ramai, " kata Tatik saat dijumpai Harianjogja.com Selasa (27/12/2016).
Ketika disinggung mengenai penjualannya yang bertepatan dengan saat libur natal dan tahun baru 2017, Tatik mengatakan tak terlalu banyak memberikan pengaruh. Hal tersebut jika dibandingkan saat puasa umat muslim dan saat bulan ruwah (salah satu bulan dalam kalender Jawa) tiba, ia mampu menjual hingga lebih dari 50 keranjang bunga mawar ukuran sedang. Selain itu, harga yang ditawarkan untuk satu keranjang pun dapat naik hingga tiga kali lipat.
"Kalau saat ini cuman bisa jual di kisaran harga Rp25.000 untuk ukuran besar serta Rp15.000 untuk ukuran kecil," terang Tatik.
Dengan kondisi sepinya pembeli saat ini, tak hanya berdampak pada penghasilannya yang minim namun juga resiko ia harus membuang bunga-bunga yang telah terlanjur layu. Tatik tak dapat menolak dagangannya yang kunjung layu dalam waktu dua hari tersebut. Mau tak mau ia mesti mengikhlaskan bunga untuk dibuang jika tak laku.
Namun ia cukup bersyukur karena masih ada beberapa orang yang mampir untuk membeli dagangannya untuk keperluan berziarah. Tatik pun tak berniat untuk menutup lapak jualannya yang telah ia geluti selama tiga tahun terakhir tersebut.
Ia memilih untuk meneruskan warisan ibunya yang telah puluhan tahun berdagang kembang. Selain mawar, bunga ziarah lainnya yang ia perjual belikan yakni seperti melati, kantil, dan kenanga.
"Walau pembelinya sepi, saya tetap terus berjualan. Ini amanah ibu saya, " kata Tatik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement