Advertisement
KISAH TRAGIS : Kini Yatim Piatu, Bayi 4 Bulan Korban Kecelakaan di Jalan Magelang Masih Dirawat di IMC RSUP dr Sardjito

Advertisement
Kisah tragis dialami bayi korban kecelakaan di jalan Magelang
Harianjogja.com, SLEMAN- Enam hari dirawat di RSUP Dr Sardjito Muhammad Syaqif Dirga Krisnawan bayi berumur empat bulan korban masih berjuang melawan sakit karena pendarahan di dasar otak setelah mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuanya.
Advertisement
Syaqif masih terbaring tidak sadarkan diri di ruang Intermediate care IMC lantai dua RSUP dengan sejumlah peralatan medis yang masih menempel di tubuhnya yang mungil.
Suara monitor ventilator dan rekam jantung terdengar jelas dalam sebuah ruangan dengan beberapa pasien terbaring di atas ranjang berwarna putih dengan kasur busa bersperi hijau tosca warna khas rumah sakit. Bilik nomer lima terpisah dengan tirai warna hijau serupa didalamnya terbaring bayi mungil berusia empat bulan. Muhammad Syaqif Dirga Krisnawan matanya terpejam dan tubuhnya juga enggan untuk bergerak.
Bayi berusia empat bulan anak pasangan almarhum Sutrisno, 34 dan almarhumah Sri Kanthi Prihatin, 34, warga Mancasan, Wirobrajan, Yogyakarta adalah korban kecelakaan yang terjadi beberapa hari lalu, tepatnya Kamis (22/12/2016) sore.
Sepeda motor yang dikendarai ayah Syaqif tertabrak mobil di Jalan Magelang KM 5, Mlati, Sleman. Awan duka harus menyelimuti keluarga kecil itu, Syaqif dan kakaknya Wildan, 13, menjadi anak yatim piatu saat nyawa kedua orang tuanya tidak selamat saat peristiwa itu terjadi.
"Wildan selalu menunggui Syaqif, saat ini Syaqif lah yang menjadi penyemangat hidup Wildan. Namun saat ini Wildan sedang di rumah, kami juga menjaga kondisi dia karena saat dia mencoba tegar namun saat ada saudara dan teman yang menjenguk adiknya terlihat menangis dia malah drop," kata kakak sepupu Wildan dan Syaqif, Takas Prasetiyanto saat ditemui di depan Ruang IMC, Rabu pagi (28/12/2016).
Saat Harianjogja.com mengunjungi Syaqif, selain kakak sepupu, pamannya Kantun Basuki juga selalu setia menemani untuk terus mengetahui kondisi balita tersebut. Basuki harus melepas kacamatanya sesekali karena air matanya tidak juga berhenti mengalir saat mengisahkan bagaimana kondisi dua keponakannya.
Pandangan matanya tidak bisa lepas memperhatikan alat monitor yang berada disamping ranjang tidur Syaqif.
"Mohon doanya, semoga dek Syaqif kuat bertahan melawan sakitnya. Juga supaya pintu mukjizat dibukakan oleh Allah," ujar dia lirih dengan nafas yang masih sesak menahan tangis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Bea Cukai Jawa Tengah dan DIY Gagalkan Penyelundupan Sabu-Sabu Cair
- Pemkot Jogja Alihkan Pengelolaan Cadangan Beras dari PT Taru Martani ke Foodstation XT Square
- Wiyos Santoso, Ni Made dan Aris Eko Masuk Tiga Besar Kandidat Sekda DIY
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
Advertisement
Advertisement