Advertisement
KAMPUS JOGJA : Nandang Sutrisno, Slogan adalah Sikap
Advertisement
Kampus Jogja, Rektor UII berbagi pengalaman
Harianjogja.com, JOGJA -- Selama satu jam, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Nandang Sutrisno mengungkapkan kisah masa kecilnya dan sikap-sikap yang ia ambil sebagai nahkoda kampus swasta yang masyhur dalam program The Captain di Radio Star FM pada Senin (15/5/2017) yang dipandu oleh Redaktur Pelaksana Harian Jogja, Nugroho Nurcahyo.
Nandang mengungkapkan untuk bisa menghasilkan lulusan-lulusan yang berintegritas dan dikenal dalam kancah nasional sebagai orang-orang yang bersih dari korupsi, pihaknya selalu berpegang teguh pada penguatan tiga hal yaitu kurikulum, co kurikulum, dan ekstra kurikulum. Kurikulum adalah standar-standar yang dirancang oleh kampus dan bermuatan kredit poin jika dipenuhi. Sedangkan co kurikulum adalah agenda yang dilakukan kampus dan wajib ditempuh oleh para mahasiswa contohnya program pesantrenisasi bagi mahasiswa baru. "Mungkin orang menganggap itu tidak penting, namun bagi kami program tersebut merupakan salah satu cara untuk membentuk karakter mahasiswa," ujarnya.
Advertisement
Sedangkan untuk ekstra kurikulum, Nandang mengatakan menyerahkan sepenuhnya pada mahasiswa untuk menginisiasi kegiatan yang dapat menciptakan calon pemimpin masa depan yang kreatif dan berintegritas. "Ketiganya [kurikulum, co kurikulum, ekstra kurikulum] saling melengkapi," katanya.
Ditanya tentang makna dari slogan UII: Berilmu Amaliyah, Beramal Ilmiah ia menjelaskan apapun yang mahasiswa dapatkan dari bangku kuliah berupa ilmu pengetahuan dan ketrampilan harus mampu diimplementasikan dalam tindakan nyata. Ia juga menekankan kepada mahasiswa agar dalam bertindak selalu didasari oleh ilmu dan pemahaman yang cukup. "Ini bukan hanya slogan tapi harus menjadi sikap dan perilaku," tegasnya.
Obrolan The Captain malam itu tak terhenti pada hal-hal teknis kepemimpinan Nandang sebagai rektor saja. Nugroho Nur Cahyo sebagai pembawa acara, mampu membawa Rektor UII tersebut mengenang masa kecilnya yang dekat dengan seni. Nandang berkisah semasa SD hingga SMA, ia sangat gemar melukis. Setiap masa liburan, ia menyambangi kaki-kaki gunung, menyusuri sungai demi sungai, bahkan mengunjungi pantai yang berjarak 60 kilometer dari desanya. "Pergi melukis bisa berhari-hari, tidurnya di masjid atau seadanya," ujar dia saat mengenang masa kecilnya.
Nandang juga berkisah, tak pernah terbersit dalam angan-angannya cita-cita menjadi seorang dosen bahkan rektor. Berasal dari keluarga guru, Kakek Pakdhe Budhe dan Ibu berprofesi sebagai guru membuat Nandang bertekad untuk mengubah nasib. Maka setelah lulus S1, ia langsung mengadu nasib ke Jakarta bekerja di perusahaan trading internasional. Namun pada akhirnya, Nandang ia merasa dosen adalah pekerjaan yang paling cocok untuknya. "Mungkin sudah mendarah daging," ungkapnya sambil tertawa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Kapolresta Jogja Klaim Angka Kejahatan Jalanan Dapat Ditekan Selama Libur Lebaran 2024
- Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem
- Stok dan Jadwal Donor Darah di Jogja Hari Ini, Jumat 19 April 2024
- KPU Buka Layanan Konsultasi bagi Paslon Perseorangan di Pilkada Kota Jogja
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
Advertisement
Advertisement