Advertisement
LALU LINTAS BANTUL : 20 Unit Mobil Jimny Disiapkan untuk Shuttle Wisata Mangunan
Advertisement
Lalu lintas Bantul saat libur Idul Fitri dibatasi untuk kendaraan besar.
Harianjogja.com, BANTUL -- Potensi wisata yang terus menunjukkan geliatnya di kawasan wisata Mangunan, Kecamatan Dlingo tak pelak membuat pihak pengelola waswas. Terlebih, beberapa waktu terakhir, kerap terjadi kasus kecelakaan lalu lintas, khususnya yang melibatkan bus besar berkapasitas 55 orang penumpang.
Advertisement
Mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, rencana akan dikembangkan pembukaan armada pengumpan berupa shuttle bus ke sejumlah titik wisata, mulai dari Mangunan hingga Imogiri.
Baca Juga :http://m.harianjogja.com/2017/05/29/lalu-lintas-bantul-lebaran-bus-besar-diharapkan-tak-naik-ke-mangunan-820690"> LALU LINTAS BANTUL : Lebaran, Bus Besar Diharapkan Tak Naik Ke Mangunan
Camat Imogiri Sigit Subroto mengatakan, pengembangan shuttle itu akan diawalinya dengan bentuk pavingisasi dan perbaikan saluran drainase di lokasi terminal Imogiri Lama.
Ia menambahkan, sekitar 20 unit mobil milik anggota komunitas pecinta mobil Suzuki Jimny dan Katana di Imogiri sudah siap ambil bagian. Sementara terkait dengan pembagian hasil dan teknis pelaksanaannya, pihaknya akan membawa warganya untuk studi banding ke pengelola shuttle wisata yang sudah lebih dulu ada.
“Misalnya di lereng Merapi,” katanya, Senin (29/5/2017).
Ia berharap, rencana pembangunan shuttle wisata itu nantinya tidak hanya berorientasi pada bisnis dan keuntungan semata, melainkan lebih pada pemberdayaan warga. Itulah sebabnya, dari hasil sosialisasi yang ia lakukan, sebagian besar warganya berharap agar armada yang dipakai dalam shuttle itu nantinya tetap berpelat hitam.
Selain itu, ia pun berharap pembagian hasil itu juga akan melibatkan pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Imogiri. Pasalnya, tanah seluas 2 hektar yang disewa Pemkab Bantul untuk terminal itu merupakan tanah kas Desa Imogiri. “Jadi nanti biar dikelola oleh BUMDes Imogiri,” ucapnya.
Dikatakannya, kondisi Terminal Imogiri itu sendiri, hingga kini memang terkesan kumuh dan tidak terawat. Sejumlah busumum memang memilih untuk tidak memasuki terminal yang masih berlantai tanah itu.
Di kawasan tersebut, terdapat setidaknya 15 kios yang siap ditempati. Hingga kini, hanya beberapa dari kios berukuran 3 x 4 meter itu yang sudah difungsikan. “Nanti kalau terminal sudah berfungsi, kios-kios itu bisa dipakai untuk menjual produk lokal Imogiri dan Mangunan,” terangnya.(
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement