Advertisement
BANGUNAN CAGAR BUDAYA : 52 Situs Prasejarah Tersebar di Gunungkidul, Sokoliman Miliki Koleksi Terlengkap
Advertisement
Bangunan cagar budaya kali ini tersebar di Gunungkidul.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Sedikitnya 52 situs prasejarah tersebar di wilayah Gunungkidul. Di situs-situs ini menyimpan jejak masa lampau yang berbentuk artefak mulai dari pecahan gerabah, tulang manusia, tulang hewan, fragmen logam, manik-manik dan arang hingga peninggalan zaman batu besar.
Advertisement
Kepala Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman, Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayan, Winarsih menyampaikan dari puluhan situs ini, wilayah Sokoliman merupakan tempat yang memiliki peninggalan paling lengkap. Ini lantaran, di lokasi tersebut selain diketemukan benda-benda masa prasejarah, juga dijadikan sebagai museum untuk menyimpan penemuan artefak di sekitar lokasi situs.
“Kalau di lokasi situs awalnya hanya ditemukan lima buah peti kubur batu, tapi setelah dijadikan sebagai penampung jumlah koleksi terus bertambah. Hingga sekarang di Situs Sokoliman terdapat 248 menhir dan 17 kubur batu,” katanya lagi,Senin (18/9/2017).
Menurut dia, selain Situs Sokoliman, ada beberapa lokasi peninggalan masa prasejarah yang mulai dikenal masyarakat. Beberapa situs ini di antaranya Situs Gondang, Desa Ngawis, Karangmojo, Situs Bleberan, Desa Bleberan Karangmojo hingga Goa Braholo yang berlokasi di Desa Petir, Rongkop.
“Semua tempat memiliki peninggalan sendiri-sendiri, misal untuk Goa Braholo dijadikan tempat tinggal oleh manusia purba,” tuturnya.
Tim Ahli cagar budaya Gunungkidul, Wahyu Astuti menerangkan situs sokoliman merupakan kawasan yang digunakan untuk menampung benda prasejarah yang terdapat di beberapa lokasi.
“Lokasi ini dijadikan pusat. Tujuan agar bisa menyelamatkan artefak yang keberadaannya terancam sehingga dikumpulkan menjadi satu di Sokoliman,” katanya.
Menurut dia, Gunungkidul masa purba sudah ditinggali oleh manusia dan hewan seperti babi, banteng dan kerbau. Keberadaan aliran Sungai Oya memegang peranan penting karena menjadi tumpuan hidup peradaban di masa itu. “Tidak salah jika peradaban dibangun di sekitar sumber mata air karena lokasi tersebut sangat strategis untuk bertahan hidup sehingga di sekitar sungai ditemukan beraneka fosil,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
Advertisement
Advertisement