Advertisement
Pengguna Tekologi Informasi Terbesar di Indonesia ada di Jogja

Advertisement
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai masyarakat masih kurang mengenal budaya teknologi
Harianjogja.com, SLEMAN - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai masyarakat masih kurang mengenal budaya teknologi. Sains dan Teknologi (Saintek) dibahas dalam seminar nasional di Ruang Sidang Rektorat UNY, Rabu (4/10/2017).
Advertisement
Sri Sultan Hamengkubuwono X menilai, teknologi merupakan kekuatan untuk berproses meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan. Karena dengan teknologi ada nilai lebih dalam setiap proses. Akantetapi, menurutnya ada kelemahan berkaitan dengan teknologi informasi ini, yaitu kurangnya masyarakat mengenal budaya teknologi.
Oleh karena itu mengenalkan budaya teknologi itu menjadi tantangan bersama dalam proses untuk maju. Karea teknologi termasuk hasil karya manusia diaplikasikan untuk meningkatkan derajat peradabannya di waktu akan datang.
Sehingga, lanjut Sultan, saintek mempunyai nilai lebih dalam upaya untuk berdaya saing. Masyarakat dinilai perlu membangun budaya baru dalam hal teknologi ini. Bahkan ilmu pengetahuan lebih akrab daripada budaya teknologi ini di tengah masyarakat.
"Kita naik motor untuk kemudahan kita, bukan sembarang naik motor kebut- kebutan akhirnya korban berjatuhan, itu nggak perlu [sampai ada kebut-kebutan] kalau kita menghargai berbudaya teknologi itu tadi. Sehingga kita menggunakan teknologi untuk menang sendiri ya akhirnya yang terjadi jadi korban sendiri," terang Sultan dalam seminar tersebut, Rabu (4/10/2017).
Sultan menambahkan, pengguna IT terbesar di Indonesia ada di Jogja. Sehingga potensi apapun terkait teknologi informasi pun tergolong besar. Karakter IT di berbagai kota berbeda-beda.
Salahsatu kelebihan penggunaan teknologi informasi di Jogja ini adalah kepandaian tentang IT yang selalu dishare ke orang lain. Sehingga anak SD hingga SMA memiliki kemampuan nyarus sama soal IT.
"Ini tidak dimiliki Jawa Barat, Jakarta, Bali, karena itu karakter. Sehingga mereka bisa hidup bersama," ungkap Raja Ngayogyakarta ini.
Persiapan terhadap TI ini, ucap Sultan, sejatinya telah dilakukan DIY sejak 2003 silam dengan menggandeng Microsoft untuk diajak bekerjasama. Ketika itu mendapatkan bantuan 100 unit komputer dari Microsoft.
"Bagaimana program IT itu membuka cakrawala baru bagi mereka yang di Rongkop [Gunungkidul] dan lainnya. Karena di situ akan terjadi perubahan fundamental karena guru tidak lagi berperan untuk mentransfer pemahaman pengetahuan, bagaimana sistem education IT memberikan nilai lebih kepada murid," tegasnya.
Rektor UNY Prof. Sutrisna Wibawa dalam presentasi menyatakan, saintek merupakan faktor yang terus merubah banyak kebiasaan dan cara hidup masyarakat. Kekuatan pengaruh tekbologi biasa pada kemampuan teknologi untuk menawarkan sesuatu yang baru dan memudahkan manusia melakukan sesuatu.
Walaupun sering menghadirkan perdebatan dan kontroversi namun perkembangan teknologi sering bersifat mutlak dan tidak dapat dibendung.
Saintek juga mutlak diperlukan oleh negara untuk menjaga kedaulatan dan menyelenggarakan praktik kenegaraan termasuk di dalamnya menjalankan roda pembangunan. Ia menambahkan, negara maju dalam hal saintek menjadi lebih dominan dibandingkan dengan negara yang inferior dalam penguasaan teknologi.
"Bahkan saintek juga diperlukan untuk menegakkan dominasi suatu negara atas negara lain," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sempat Rusak Akibat Gempa Magnitudo 5,0, Kini Masjid Al-Hidayah Bandung Jadi Ramah Gempa
Advertisement

Amerika Serikat Keluarkan Peringatan Perjalanan untuk Warganya ke Indonesia, Hati-Hati Terorisme dan Bencana Alam
Advertisement
Berita Populer
- Ini Jadwal SPMB 2025 SMA/SMK Negeri DIY, Ada Pendaftaran Gelombang 1 dan Gelombang 2
- Dimas Diajeng Sleman 2025, Mahasiswa UNY dan UGM Jadi Pemenang
- Gudang CV Keiros di Bantul Terbakar, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar
- Rektor UGM hingga Pembimbing Akademik Digugat ke PN Sleman karena Masalah Ijazah
- Kasus Penipuan Tanah dengan Korban Mbah Tupon, Menteri ATR Sebut Belum Tergolong Mafia Tanah
Advertisement