Advertisement

BANDARA KULONPROGO : Paksa Warga Terdampak Bandara Pindah, Pemerintah Putus Aliran Listrik

Uli Febriarni
Selasa, 24 Oktober 2017 - 17:40 WIB
Bhekti Suryani
BANDARA KULONPROGO : Paksa Warga Terdampak Bandara Pindah, Pemerintah Putus Aliran Listrik Sejumlah orang memasang spanduk tuntutan relokasi gratis bagi warga terdampak bandara di sekitar Jalan Daendels atau Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS), tepatnya di wilayah Palihan, Temon, Kulonprogo, Senin (14/3/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Listrik diputus, warga pindah mendadak.

Harianjogja.com, KULONPROGO-- Sambungan listrik di permukiman warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) mulai diputus oleh pemerintah melalui Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada Senin (23/10/2017) sore. Hal itu membuat sejumlah warga pindah secara mendadak, ke kediaman baru mereka di kompleks relokasi Desa Janten, Kecamatan Temon, Kulonprogo.

Advertisement

Salah seorang warga Dusun Ngringgit, Desa Palihan Waluyo mengatakan, ia terpaksa mengusung barang-barangnya pindah ke rumah barunya sejak Senin sore. Pindahan secara paksa dilakukan, setelah ia mendapat kabar dari petugas PLN bahwa tidak ada lagi toleransi waktu bagi warga, yang ingin bertahan di kediaman mereka. Sehingga, Waluyo terpaksa pindah, walaupun rumah di Janten belum layak huni.

"Kami pindahan sampai larut malam, bahkan motor ada yang saya tinggal di rumah lama. Kalau hilang ya sudah, mau mengambilnya masih capek, nanti saja," ungkapnya, ditemui di teras rumah barunya, Selasa (24/10/2017).

Di saat bersamaan, ada sekitar lima Kepala Keluarga (KK) yang pindah bersama keluarganya menuju relokasi. "Belum semua barang sudah saya bawa, nanti sore dilanjutkan lagi," tambahnya.

Sementara itu, warga lainnya yang juga tinggal di relokasi Janten, Sajuri menuturkan dirinya sudah diberi tahu bahwa ia harus segera hengkang dari kediamannya paling lambat pada 24 Oktober 2017. Sedangkan pada 25 Oktober 2017, alat berat akan datang dan menghancurkan rumah mereka. Sehingga apabila pada tanggal itu warga masih bertahan dan barang-barang mereka ada di dalam rumah, maka hal itu akan menjadi risiko yang harus ditanggung sendiri oleh warga.

Ia terpaksa segera memindahkan barang-barangnya dari rumah lama ke rumah baru, walaupun rumah barunya masih belum selesai dibangun. Yang penting baginya, rumah tersebut dapat ia gunakan untuk berteduh. Saat ini ia dan para pekerja berusaha untuk berkejar-kejaran dengan waktu dan hujan yang terus turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Olifant School Gelar Community Fest 2023

Olifant School Gelar Community Fest 2023

Jogjapolitan | 14 hours ago

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Menlu RI Kecewa PBB Gagal Setujui Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

News
| Sabtu, 09 Desember 2023, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement