Advertisement
Pemkab Sleman Cemas Konflik Tambang Berkepanjangan
Advertisement
Pemkab turun tangan redam konflik akibat penambangan batu dan pasir.
Harianjogja.com, SLEMAN--Aksi penolakan tambang pasir dan batu di Dusun Gondoarum, Desa Wonokerto Kecamatan Turi dikhawatirkan membawa konflik berkepanjangan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman turun tangan untuk meredam konflik tersebut.
Advertisement
Pada Senin (5/2/2018) Asisten Sekretaris Daerah (Assekda) Kabupaten Sleman Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Purwatno Widodo menghadirkan Kepala Desa Wonokerto, Camat Turi, Dinas Lingkungan Hidup Sleman, dan sejumlah pejabat terkait. Dalam rapat tertutup tersebut dilakukan pembahasan adanya aksi penolakan warga terhadap praktik tambang di Dusun Gondoarum.
Setelah rapat tertutup itu, Purwanto menjelaskan pihaknya tidak ingin aksi protes warga menjadi masalah yang berlarut-larut. Pasalnya warga selama ini juga menggugat kepemimpinan kepala desa yang dinilai tidak mampu menghentikan praktik penambangan di wilayahnya.
“Masyarakat yang unjuk rasa ke desa, mau kami damaikan. Biar Pak Kades mengundang semua warganya dan berikan penjelasan. Kami tidak bahas masalah [regulasi] penambangan," kata dia, Senin (5/1/2018).
Lanjutnya lagi, untuk regulasi tambang pasir dan batu tersebut sudah menjadi ranah provinsi. Akan tetapi diharapkan agar tidak ada lagi konflik horizontal antara warga dan pemerintahan desa sehingga tidak lagi mengganggu pelayanan masyarakat.
Sebelummya pada Rabu (24/1/2018) lalu, puluhan warga Desa Wonokerto, Turi menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Desa Wonokerto. Aksi warga tersebut didasari keinginan warga untuk menagih janji kepala desa terkait penutupan tambang di wilayah Dusun Gondoarum. Dalam tuntutanya koordinator aksi Supriyono mengatakan agar penambangan segera dihentikan. “Intinya warga jelas menolak penambangan,” kata dia.
http://m.solopos.com/?p=887872">Baca juga : Konflik Tambang Muncul di Turi
Menurutnya penambangan yang telah dilakukan sekitar 2015 itu dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Terlebih lokasi penambangan merupakan bukit penyangga dan terdapat bendungan yang airnya selama ini digunakan untuk mengairi ratusan hektare kebun salak milik warga. Dengan adanya penambangan dikahawatirkan aliran air dan jaringan pipa yang selama ini memenuhi kebutuhan air sehari-hari dapat rusak.
Oleh sebab itu berdasarkan kesepakatan bersama antara pemerintah desa dengan masyarakat, penambangan agar segera dihentikan. “Awalnya Pak Kades bilang tidak mengizinkan [penambangan], tapi juga tidak bisa melarang. Itu kan tidak tegas. Kami meminta agar tegas menghentikan penambangan,” kata Supriyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Sukses Megawati dkk Bikin Olahraga Voli Indonesia Bergairah Setahun Terakhir
- Puluhan Ribu Orang Kunjungi Ngawi saat Lebaran, Ini Tempat Wisata Tervaforit
- Mahmud Ardi Widanta, Putra Bendahara Umum DPP PAN Maju di Pilkada Gunungkidul
- Komang Teguh Bawa Timnas U-23 Unggul 1-0 Atas Australia di Babak Pertama
Berita Pilihan
Advertisement
Bawa Sabu-Sabu 5 Kg dan Ribuan Pil Ekstasi, Penumpang Pesawat Diamankan Petugas Bandara Soetta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Hingga saat Ini Pemkot Jogja Masih Berusaha Selesaikan Pembangunan TPS 3R
- Beli Tiket Kereta Bandara YIA Lewat Online Lebih Mudah, Begini Caranya
- Jadwal KA Prameks Jogja Kutoarjo Hari Ini Kamis 18 April 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA dari Stasiun Tugu, Kami 18 April 2024
- Jadwal KRL Jogja Solo Keberangkatan dari Stasiun Tugu, Kamis 18 April 2024
Advertisement
Advertisement