Advertisement

Pesisir Selatan DIY Perlu Ada Pusat Oleh-Oleh dan Kerajinan

Salsabila Annisa Azmi
Minggu, 11 Februari 2018 - 08:20 WIB
Nina Atmasari
Pesisir Selatan DIY Perlu Ada Pusat Oleh-Oleh dan Kerajinan

Advertisement

Pengembangan produk lokal juga membutuhkan kerja sama dari dinas-dinas terkait selain Pariwisata

Harianjogja.com, BANTUL - Investor dinilai belum mampu menyerap produk lokal secara maksimal di Bantul. Dari sisi pariwisata, Dinas Pariwisata Bantul mengambil langkah dengan pameran produk lokal secara bertahap.

Advertisement

Sebelumnya, Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan (HIMKI) DIY Timbul Raharja mengatakan hanya sekitar 5% produk lokal yang diserap oleh investor. Bahkan hostel di DIY kebanyakan mengadakan properti dari china. Kondisi ini masih stagnan dari dua tahun yang lalu pada 2016.

Selain itu, peran serta dari kabupaten dan kota untuk membuka peluang bagi pengrajin pameran di beberapa tempat dianggap kurang. "Terutama yang di Wonosari dan Kulonprogo," kata Timbul, (23/1/2018). Padahal, menurut Timbul, pameran juga bisa menjadi salah satu cara menarik investor.

Menanggapi hal tersebut, Plt Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo mengatakan pengembangan produk lokal juga membutuhkan kerja sama dari dinas-dinas terkait selain Pariwisata.

Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan Dinas terkait salah satunya Dinas Perindustrian untuk mengembangkan produk lokal. "Kami akan rangkul lagi dinas terkait untuk kerja sama," kata Kwintarto, Jumat (9/2/2018).

Kwintarto memaparkan satu contoh, terdapat banyak toko oleh-oleh di pesisir Pantai Samas sampai Pandansimo. Perilaku wisatawan setelah melihat sunset langsung pulang.

Kwintarto berpendapat pesisir berpotensi untuk dilakukan pengembangan tempat oleh-oleh yang berisi kerajinan lokal. "Andaikata tempat oleh-oleh disiapkan, akan sangat berpotensi," kata Kwintarto.

Selain itu, di obwis mangunan showroom kerajinan lokal juga direncanakan. Saat ini pihaknya sedang bekerjasama dengan pengelola untuk penguatan pasar produk lokal secara tersebar. Artinya yang dimiliki oleh warga di berbagai tempat.

"Secara mandiri dulu tidak apa-apa, nanti kalau brandnya sudah kuat baru kita koordinasikan dengan dinas terkait supaya [showroomnya] tersentral," kata dia.

Kwintarto mengakui kerajinan lokal di Bantul memang hanya kalah dengan brand luar. Sebenarnya, banyak produk Bantul yang dijual dengan brand luar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen

News
| Sabtu, 27 April 2024, 05:37 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement