Advertisement
SMAN 1 Ngemplak Bersiap Menuju Sekolah Berbasis Budaya

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Sejumlah SMA terus menunjukkan kekhasan untuk mendukung program mewujudkan pendidikan di DIY terkemuka di Asia Tenggara. SMAN 1 Ngemplak, Sleman misalnya, berupaya menyiapkan diri menjadi sekolah berbasis budaya.
Kepala SMAN 1 Ngemplak Waraun menjelaskan pihaknya berusaha menggali dan mengembangkan potensi di lingkungan sekolah untuk menjadi sekolah berbasis budaya. Ia sepakat pengembangan itu bisa dimulai dari pengenalan budaya tradisional yang lebih dahulu harus dipahami siswa dan guru di sekolah. Harapannya, untuk mendukung basis budaya ini, basis lingkungan dan olahraga menjadi salah satu yang akan dikembangkan.
"Kami akan gali dan kembangkan budaya tradisional yang lain sesuai dengan rencana strategis sekolah di masa yang akan datang, yakni menuju sekolah yang berbasis lingkungan, olahraga dan seni budaya," ucapnya, Kamis (18/4/2018).
Ia menambahkan sejumlah sumber daya manusia (SDM) sudah dipersiapkan untuk mendukung sekolah berbasis budaya. Selain dalam proses pembelajaran dalam kelas, penerapannya akan ditekankan juga pada penguatan unsur budaya dalam kegiatan ekstrakurikuler. Lingkungan sekitar menjadi salah satu alasan untuk mengembangkan sekolah budaya. Selain karena SDM sekolah cukup untuk mendukung, kampung sekitar sekolah banyak desa wisata.
"Ada pakar budaya Jawa, yakni guru bahasa Jawa. Ada guru ekstrakurikuler tari, kesenian hadrah dan lain-lain. Lingkungan sekolah sangat mendukung. Banyak desa wisata dan grup kesenian," ujar dia.
Alasan lain, lanjut Warsun, kegiatan budaya diharapkan dapat menunjang dunia pariwisata di DIY yang sejalan dengan visi menjadikan DIY sebagai pusat pendidikan dan destinasi wisata terkemuka di Asia Tenggara di 2025.
Warsun menegaskan sebagai bentuk implementasi menuju sekolah berbasis budaya, dalam rangka HUT sekolah, pihaknya menggelar kirab budaya mengelilingi Desa Bimomartani berkolaborasi dengan masyarakat pada Selasa (18/4/2018) pagi.
Pada kirab tersebut, sekolah mengarak sejumlah gunungan berisi aneka hasil bumi mulai dari buah dan sayuran diiringi musik tradisional Baduwi dan Gamelan. Kegiatan kirab ini sekaligus menjadi tontonan gratis bagi warga karena baru pertama kalinya digelar oleh sekolah.
Selain itu ada penampilan seni tradisional kubra siswa dan pertunjukan seni bela diri. Kegiatan itu sebagai salah satu kepedulian sekolah untuk melestarikan kebudayaan lokal. "Agar generasi muda lebih mengenal dan mendalami lagi budaya yang menjadi kekaguman bangsa lain," katanya.
Kegiatan lain yang digelar sebagai pendukung HUT sekolah, yaitu lomba olahraga dan seni futsal, voli, pameran karya siswa seperti lukisan dan kerajinan tangan dengan memanfaatkan barang bekas.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Cek SPPG Jebres, Ahmad Luthfi Minta Percepat Penerbitan SLHS di Jateng
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement