Advertisement
Dinsos Bantul Optimistis Tekan Kemiskinan Ekstrem, Ini Kuncinya

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL— Pemerintah Kabupaten Bantul terus memperkuat langkah pengentasan kemiskinan ekstrem melalui program sosial terpadu lintas sektor.
Kepala Dinas Sosial Bantul, Sukrisna Dwi Susanta, mengatakan bahwa meskipun masih ada ribuan warga yang masuk kategori miskin ekstrem, tren penurunan angka kemiskinan di Bantul terus menunjukkan hasil positif.
Advertisement
“Jumlah warga miskin ekstrem di Bantul saat ini mencapai sekitar 8.008 jiwa, atau 1.154 kepala keluarga. Mereka termasuk kategori desil 1, yaitu kelompok yang sangat miskin,” ujar Sukrisna, Senin (7/10).
Menurutnya, kelompok miskin ekstrem ini biasanya masih mengalami keterbatasan akses terhadap listrik, sanitasi layak, dan penghasilan yang belum mencukupi kebutuhan hidup dasar. Meski demikian, Dinsos memastikan berbagai intervensi sosial terus dilakukan untuk menekan angka tersebut.
BACA JUGA
“Dari tahun ke tahun angkanya turun. Tahun 2022 tingkat kemiskinan di Bantul tercatat 12,27 persen, kemudian menurun menjadi 11,96 persen pada 2023, dan 11,66 persen pada 2024. Kami optimistis tahun 2025 bisa masuk satu digit,” jelasnya.
Sukrisna menjelaskan, upaya penurunan angka kemiskinan tidak hanya dilakukan melalui penyaluran bantuan tunai, tetapi juga dengan memperkuat jaring perlindungan sosial bagi kelompok rentan, terutama lanjut usia dan penyandang disabilitas.
Salah satu program andalan yang dijalankan tahun ini adalah Boga Sehat, yaitu penyediaan makanan bergizi setiap hari bagi 1.112 warga lansia rentan. Menu disusun dengan memperhatikan kebutuhan gizi harian, mulai dari ikan, telur, sayur, hingga lauk bergizi lainnya.
“Program ini memastikan para lansia tetap mendapatkan asupan yang sehat dan layak. Makanan dikirim setiap hari sesuai standar gizi yang sudah ditetapkan,” terang Sukrisna.
Selain itu, Dinsos juga menyalurkan berbagai bantuan sosial lain, di antaranya Jaminan Sosial Lanjut Usia (JSLU) bagi 2.154 penerima manfaat, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari APBD untuk 1.154 keluarga, serta Program Keluarga Harapan (PKH) yang menjangkau 5.065 keluarga di seluruh Bantul.
“Masih ada juga bantuan permakanan bagi lansia dari Kementerian Sosial untuk 1.532 jiwa, serta bantuan modal usaha untuk 262 keluarga. Jadi intervensinya banyak dan berlapis, menyesuaikan kebutuhan masyarakat,” katanya.
Menurut Sukrisna, berbagai program tersebut menunjukkan bahwa komitmen Pemkab Bantul terhadap penanganan kemiskinan tidak hanya bersifat seremonial, tetapi benar-benar ditujukan untuk memperbaiki kesejahteraan warga secara nyata.
“Kalau dilihat dari jumlah bantuan, pemerintah sudah cukup maksimal. Tapi yang lebih penting adalah memastikan penyalurannya tepat sasaran dan memberi dampak jangka panjang,” tegasnya.
Ia menambahkan, semangat pengentasan kemiskinan tidak hanya menjadi kewajiban administratif, melainkan juga tanggung jawab moral.
“Mandatorinya bukan cuma dari undang-undang, tapi juga dari Tuhan. Semua agama mengajarkan untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar. Itu amanah kemanusiaan,” ujarnya.
Dengan dukungan berbagai program sosial dan kerja sama antarinstansi, Dinas Sosial Bantul optimistis dapat menekan angka kemiskinan ekstrem hingga titik terendah.
“Kalau semua pihak bergerak sesuai perannya, kami yakin Bantul bisa mencapai target kemiskinan satu digit tahun ini,” tutup Sukrisna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Cek SPPG Jebres, Ahmad Luthfi Minta Percepat Penerbitan SLHS di Jateng
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement