Advertisement
Leptospirosis Sudah Renggut Tiga Nyawa di Kota Jogja
Kepala Dinkes Jogja Fita Yulia Kisworini. - Harian Jogja/Abdul Hamied Razak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Warga diminta mewaspadai persebaran penyakit selama musim kemarau ini. Pasalnya dua penyakit dengan rIsiko kematian masih berpotensi terjadi.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Jogja Endang Sri Rahayu mengatakan dua kasus penyakit yang perlu diwaspadai adalah demam berdarah dengue (DBD) dan Leptospirosis. "Ini harus menjadi perhatian masyarakat," katanya, Kamis (3/5/2018).
Advertisement
Meski kasus demam berdarah di Kota Jogja sepanjang Januari-Mei 2018 mengalami penurunan drastis dibanding tahun lalu, namun kasus leptospirosis masih menjadi ancaman. Penyakit yang disebabkan oleh air kencing tikus ini dibanding tahun lalu pada periode yang sama justru menunjukkan peningkatan.
Sejak Januari hingga Mei 2018 ini ada enam kasus Leptospirosis. Padahal pada periode yang sama tahun 2017 hanya ditemukan satu kasus. Dari enam kasus yang ditemukan tahun ini, ada tiga orang penderita yang meninggal dunia. "Dari tiga orang ini, dua orang di antaranya sudah positif akibat leptospirosis. Sedangkan satu orang lagi belum kami audit," tegasnya.
BACA JUGA
Dia berharap, warga yang memiliki luka terbuka diimbau meningkatkan kewaspadaannya saat beraktivitas. Jika ada gejala demam selama tiga hari, warga diminta segera memeriksakan di ke fasilitas layanan kesehatan.
Kepala Dinkes Jogja Fita Yulia Kisworini mengaku sudah meminta semua petugas kesehatan di semua rumah sakit pemerintah di Jogja agar lebih tanggap mengenali gejala-gelaja leptospirosis. "Kami sudah sediakan alat pendeteksi dini bakteri leptospira ke semua puskesmas dan rumah sakit daerah supaya jika ada yang terdeteksi segera dirujuk agar cepat tertangani," kata Fita.
Fita mengatakan leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira. Bakteri tersebut biasanya dibawa tikus atau hewan lainnya seperti sapi, anjing, dan kambing. Menurut dia, yang berpotensi tertular biasanya orang yang melakukan aktifitas di sawah, sungai, atau setelah bersih-bersih rumah.
Jika masyarakat merasakan panas, mual, pusing, dan nyeri otot setelah melakukan aktifitas itu agar segera memeriksakannya ke puskesmas terdekat. Namun demikian, penyakit tersebut, kata dia, sebenarnya bisa diantisipasi dengan membiasakan pola hidup bersih, "Biasakan setelah melakukan aktifitas untuk cuci tangan dengan sabun," ujar Fita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ratusan Pekerja Konstruksi Baja Gelar Demo di Gedung Bea Cukai
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- 18 Kandidat Lolos, Lelang 6 Jabatan Eselon II Bantul Tunggu Bupati
- Revitalisasi Rampung, 400 Pedagang Pasar Terban Pindah Akhir Tahun
- Masyarakat Waspada, Sungai di Bantul Rawan Laka Air Saat Musim Hujan
- Truk Molen Tabrak Motor di Jalan Rongkop-Wonosari, 3 Orang Meninggal
- Perda Miras Terbaru di Jogja Akan Disahkan, Pelanggar Disanksi Tegas
Advertisement
Advertisement



