Advertisement
Muncul Sejak Abad ke-18, Ini Kisah dan Filosofi Tradisi Saparan Bekakak

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Upacara adat Saparan Bekakak digelar di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Sleman, Jumat (26/10/2018). Warga menggelar kirab mengelilingi jalan di sekitaran Desa Ambarketawang sampai puncak acara di Cagar Alam Gunung Gamping.
Warga mengharap berkah dan keselamatan dari Saparan Bekakak itu. Ketua Panitia upacara adat Saparan Bekakak Bambang Cahyono mengatakan upacara adat Saparan Bekakak sudah dimulai sejak 1755 atau abad ke-18.
Advertisement
"Berdasar perintah Sri Sultan HB I supaya warga membuat sesaji sepasang temanten yang terbuat dari tepung beras," katanya, Jumat.
Perintah dilakukan karena seringkali warga di sekitaran Gunung Gamping mengalami kecelakaan akibat reruntuhan batu-batu di Gunung Gamping. Menurut Bambang, saat itu warga diganggu oleh makhluk halus penunggu Gunung Gamping.
"Ki dan Nyai Wirosuto menjadi korban dari keruntuhan itu. Jasadnya tidak bisa ditemukan, namun wilayah itu sering tercium bau harum. Dari baunya itu jadi nama desa. Ambar [artinya] bau harum dan ketawang di awang-awang," ungkap Bambang.
Sementara dalam upacara adat itu, Bekakak yang berarti korban penyembelihan hewan atau manusia ditirukan menjadi manusia berwujud boneka pengantin dengan posisi duduk bersila yang terbuat dari tepung ketan. "Bekakak pakai kombinasi tepung beras ketan dan tepung beras Jawa," jelas Bambang.
Selain Bekakak, dalam kirab juga terdapat sesaji antara lain tumpeng besar, beserta rangkaian jajanan pasar. Warga mengarak boneka genderuwo dan ogoh-ogoh, juga terdapat bregada dalam iring-iringan tersebut.
"Secara umum, makna dari Saparan Bekakak kita mengharap permohonan keselamatan warga Ambarketawang," kata Bambang.
Kepala Dinas Kebudayaan Sleman Aji Wulantara mengatakan upacara adat Saparan Bekakak sudah masuk pada Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Kabupaten Sleman. Ia berharap upacara adat seperti itu tetap dilestarikan.
"Warga antusias, tradisi Jawa itu ada istilah ngalap berkah," ujar Aji. Upacara adat Saparan Bekakak juga sebagai bentuk menghormati Ki Wirosuto sebagai abdi dalem tetap bertahan di Gunung Gamping sampai menjadi korban.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement