Advertisement
Cakupan Kampung KB di Jogja Diperluas

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Cakupan Kampung Keluarga Berencana (KB) di Kota Jogja tidak lagi berbasis Rukun Warga (RW). Cakupan Kampung KB diperluas berbasis kampung agar program KB lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Jogja Eny Retnowati mengatakan jika sebelumnya Kampung KB berbasis RW, kini mulai dikembangkan dengan cakupan yang lebih luas, yakni berbasis kampung. "Dengan perluasan cakupan ini, kami berharap program kerja yang dilakukan dapat dirasakan lebih nyata oleh masyarakat," katanya, Minggu (4/11).
Advertisement
Jumlah Kampung Keluarga Berencana (KB) yang ditetapkan masih sama, yaitu 14 kampung yang tersebar di 14 kecamatan. Pembentukan Kampung KB tersebut, lanjut Eny, merupakan realisasi dari program yang dicanangkan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan tujuan untuk menyukseskan program Nawacita pemerintah, khususnya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pembentukan Kampung KB di Jogja, kata dia, dimulai sejak 2016 lalu dengan pilot project di RW 12, Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan. Program ini terus berlanjut ke 13 RW yang lain di Jogja pada 2017, dan kini basis Kampung KB diperluas menjadi kampung.
Sebanyak 14 kampung yang ditetapkan sebagai Kampung KB adalah Kampung Sudagaran, Kampung Pingit, Kampung Iromejan, Kampung Tegal Lempuyangan, Kampung Pajeksan, Kampung Ngampilan, Kampung Ketanggungan Kulon, Kampung Jogokaryan, Kampung Mangunnegaran, Kampung Ratmakan, Kampung Kepatihan, Kampung Bintaran, Kampung Sidobali, dan Kampung Darakan Barat.
Adapun program yang dilaksanakan melalui Kampung KB di antaranya adalah pendampingan keluarga; meningkatkan jumlah peserta KB aktif; meningkatkan ketahanan keluarga; menurunkan angka kekerasan dalam rumah tangga; pemberdayaan masyarakat, termasuk meningkatkan kesehatan dan kebersihan lingkungan. "Program ini tidak bisa kami jalankan sendiri tetapi harus bersinergi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lain,” kata Eny.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan kampung KB tidak hanya sebatas menangani persoalan keluarga berencana dan kependudukan, melainkan juga masalah lain, seperti kesejahteraan warga. “Kemiskinan menjadi salah satu akar permasalahan di masyarakat. Keberhasilan program yang dijalankan oleh Kampung KB tidak hanya sebatas pada meningkatnya jumlah peserta KB aktif tetapi bagaimana mendorong peningkatan kesejahteraan warga,” kata dia.
Menurut Heroe, seluruh OPD bisa turun tangan membantu dan mendukung program di Kampung KB. Salah satu contoh kerja sama lintas sektor yang sudah dilakukan, di antaranya dilaksanakan di Kecamatan Gondomanan yaitu menghias tembok atau pagar warga dengan mural.
“Saya yakin, anggaran OPD untuk kegiatan ini cukup. Yang penting, bagaimana hasil dari kegiatan di Kampung KB dapat dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

OTK Bakar 3 Unit Bangunan Perkantoran di Puncak Jaya Papua, dari DPRD, Dinkes hingga Kemenag
Advertisement

Lion Air Buka Penerbangan Langsung YIA-Tarakan, Pariwisata Jogja Diproyeksikan Kian Maju
Advertisement
Berita Populer
- Festival Irama Ombak Selatan Kerontjong Pesisiran 2025 Hadirkan Harmoni Musik, Alam dan Budaya di Pantai Goa Cemara
- 6.800 Orang Lakukan Cek Kesehatan Gratis di Sleman, Didominasi Temuan Penyakit Tidak Menular
- DPD PDIP DIY Gelar Tauziah Kebangsaan dalam Rangka Puncak Bulan Bung Karno 2025
- Kulonprogo Akan Kordinasi Antar OPD Terkait Penerapan ASN Bekerja WFA
- DPD IPSPI DIY Gelar Musda 2025: Menguatkan Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Kemanusiaan
Advertisement
Advertisement