Advertisement
Musim Hujan, Selokan Mataram Penuh Sampah
Sampah terlihat menumpuk di anggelan bambu yang dibuat oleh warga di Kecamatan Kalasan, Rabu (5/9/2018). Anggelan yang berfungsi menaikkan debit air di pintu sadap agar air mengalir ke areal pertanian tersebut membuat sampah-sampah berhenti dan menumpuk. - Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Memasuki musim hujan, volume sampah di sepanjang aliran "Selokan Mataram" meningkat. Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS-SO) Jogja menyebutkan sampah didominasi sampah rumah tangga.
"Kami sangat menyayangkan belum adanya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di 'Selokan Matarm', Saat ini volume sampah di sepanjang aliran sangat besar," kata Pejabat Pembuat Keputusan (PPK) OP III Balai Besar Wilayah BBWS-SO Yogyakarta Ovi Anton Nugroho di Sleman, Senin (19/11/2018).
Advertisement
Ia mengatakan pada musim hujan volume sampah di "Selokan Mataram" jauh lebih banyak daripada biasanya, terutama di aliran mulai dari Maguwoharjo hingga Prambanan, Kabupaten Sleman.
"Memang ada petugas BBWS-SO yang rutin melakukan pembersihan, namun harapkan kami yang terpenting adalah warga tidak membuang sampah ke saluran induk 'Selokan Mataram,' karena akan sangat menganggu dan berpotensi menimbulkan kerusakan sarana dan prasarana yang ada" katanya.
BACA JUGA
Pihaknya juga telah mendata semua kerusakan di saluran yang vital fungsinya bagi sektor pertanian tersebut.
"Kami sudah mendata dan menginventarisir kerusakan-kerusakan sarpras di 'Selokan Mataram' dan kami juga sudah melakukan beberapa perbaikan walaupun memang belum semua kerusakan dapat kami perbaiki," katanya.
Pihaknya belum bisa melakukan semua perbaikan karena terbatasnya anggaran. Proses perawatan dilakukan secara bertahap dan diupayakan berkesinambungan.
"Hanya proses pemeliharaan mulai dari ditata dan pertama dari hulu dahulu baru ke arah hilir, harapannya dalam jangka waktu tertentu nantinya akan bisa menjangkau keseluruhan panjang selokan," katanya.
Kepala Seksi Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman Suryantana mengakui masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah di "Selokan Mataram".
"Semua itu harus dicari muasal sampah itu, kemudian koordinasikan dengan pemerintah setempat," katanya.
Menurut dia, permasalahan sampah semakin pelik karena keberadaan tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) di Sleman belum memadai.
"Oleh karenanya banyak sampah berserakan, terutama di sepanjang 'Selokan Mataram' dan di lahan-lahan kosong di kawasan padat penduduk," katanya.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Usulkan Mrican Segmen 2 Masuk Proyek Strategis Nasional
- Ditlantas Polda DIY Siapkan Contraflow Kridosono Saat Nataru
- Partisipasi Ayah Ambil Rapor di SMAN 6 Jogja Baru 30-40 Persen
- DPP Kota Jogja Pastikan Daging Sapi Aman Jelang Libur Akhir Tahun
- Kejari Bantul Dalami Dugaan Penyelewengan APBKal Wonokromo
Advertisement
Advertisement




