Advertisement
Halaqah Kebangsaan untuk Kemajuan & Persatuan Bangsa
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) menggelar Halaqah Kebangsaan bertajuk Menuju Indonesia Berkemajuan. Acara yang bertempat di Sportorium UMY tersebut terselenggara atas kerja sama UMY dengan PP Muhammadiyah.
Berlangsung dari Rabu (21-22/11-2018) halaqah tersebut secara resmi dibuka Agung Supriyanto, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY. Berbagai tokoh dihadirkan sebagai pembicara, di antaranya Jend (Purn.) Wiranto (Menko Polhukam), Prof. M. Nasir (Menristekdikti), Prof. Muhajir Effendi (Mendikbud), Jend. (Pol.) M. Tito Kanavian (Kapolri), Gunawan Budiyanto (Rektor UMY), Prof. Achmad Nurmandi (Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Internasional UMY), Prof. Abdul Munir Mulkan (Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta), dan Zuly Qodir (sosiolog UMY).
Advertisement
Wiranto mengatakan saat ini Indonesia mesti belajar dari sejarah. Indonesia didirikan oleh berbagai tokoh dengan latar belakang yang berbeda-beda. Perbedaan di antara mereka tidak menjadi penghalang untuk bersatu. Seluruh elemen masyarakat kala itu bersatu untuk mewujudkan kemerdekaan.
Wiranto menambahkan banyak tokoh Muhammadiyah yang terlibat dalam perjuangan tersebut. “Banyak sekali tokoh Muhammadiyah yang terlibat dalam proses pembentukan NKRI, kita harus berlajar dari situ,” tegas Menkopolhukan.
Dalam acara tersebut ada beberapa tema yang dibahasa. Pada sesi pertama dibahas Pendidikan Tinggi yang Berkemajuan dalam Era Revolusi Tekhnologi. Sesi kedua mengusung tema Peningkatan Kualitas Pendidikan Dasar dan Menengah bagi Generasi Milenial, dan sesi ketiga Penegakan Hukum: Pemberantasan Kriminalitas, Terorisme, Korupsi, dan Narkoba.
Gatot Eddy Pramono, Arsena Kapolri yang mewakili Kapolri mengatakan ada banyak sekali faktor yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangasa Indonesia, yakni faktor internal dan eksternal. Persoalan-persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan cara mengidentifikasi tidak hanya persamaan dalam masyarakat melainkan juga perbedaannya. Lalu dari hasil identifikasi tersebut harus lebih banyak ditonjolkan persamaan.
Menurut Gatot, perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat memang sangat berpotensi menjadi penyebab perpecahan. “Di negara-negara Timur Tengah yang saat ini terjadi perang saudara masyarakatnya hanya terdiri paling tidak tujuh suku, mereka bisa konflik. Apalagi di Indonesia, jadi potensinya lebih."
Terkait berita bohong atau hoaks, menurut Gatot, apabila menerima suatu informasi baru masyarakat cenderung langsung ingin menyebarkan tanpa memverifikasi kevalidannya.
“Kalau itu hoaks, jangan disebar. Kalau informasi tersebut pun itu benar, tetapi jika disebar kurang bermanfaat bagi orang lain lebih baik jangan disebar. Lebih baik disimpan aja,” kata Gatot.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul Munir Mulkan juga menyampaikan Muhammadiyah sebagai suatu gerakan dirancang sebagai penumbuh kebangsaan berbasis kemanusiaan bebas kriminalitas, narkoba, korupsi, apalagi terorisme.
“Jika ada warga dari gerakan ini yang terpapar terorisme, itu adalah kecelakan,” ungkap Guru Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Luar Biasa! Sikat Korsel, Indonesia Cetak Sejarah ke Semifinal Piala Asia U-23
- Indonesia Gagal Pertahankan Keunggulan, Pertandingan Lanjut ke Extra Time
- Profil Rafael Struick, Pemborong Dua Gol ke Gawang Korsel di Piala Asia U-23
- Struick Borong Gol, Timnas U-23 Unggul 2-1 Atas Korsel di Babak Pertama
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
- Jadwal Kereta Api Prameks Jogja-Kutoarjo Kamis 25 April 2024
- DIY Peroleh Kuota Transmigrasi untuk 16 KK di 2024
- Jadwal Kereta Bandara YIA Kamis 25 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
- Jadwal Layanan Samsat Keliling Jogja Kamis 25 April 2024
Advertisement
Advertisement