Advertisement

Warga Jogja yang Tinggal di Bantaran Kali Diminta Waspada

Abdul Hamied Razak
Jum'at, 30 November 2018 - 07:50 WIB
Bhekti Suryani
Warga Jogja yang Tinggal di Bantaran Kali Diminta Waspada Kegiatan sosial peduli lingkungan dengan bersih sungai dan menebar benih ikan oleh Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD) APMD di Sungai Gajah Wong, Sidobali, Muja-Muju, Umbulharjo, Jumat (26/10/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Masyarakat di sepanjang bantaran kali yang berhulu di Merapi diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan jika intensitas hujan yang turun cukup tinggi. Pasalnya hampir seluruh bantaran sungai memiliki potensi longsor.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jogja Hari Wahyudi mengatakan mengimbau agar warga yang berada di sepanjang bantaran kali agar tetap waspada. Peningkatan kewaspadaan tersebut harus dilakukan menyikapi musim penghujan saat ini. Pasalnya, hampir semua titik di bantaran kali yang melewati wilayah Jogja memiliki potensi rawan longsor. "Hampir semua [potensi rawan longsor]," kata Hari kepada Harianjogja.com, Kamis (29/11/2018).

Advertisement

Kewaspadaan perlu dilakukan terutama ketika hujan berlangsung lama dan debit air kali terus meningkat. Kondisi tersebut, dikhawatirkan terjadinya longsor seperti hujan yang terjadi pada Selasa (27/11/2018) dan Rabu (28/11/2018) kemarin. Sejumlah talut di tiga kali yang mengaliri kota Jogja ambrol. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Berdasarkan data BPBD Jogja, talud yang ambrol berada bantaran Kali Winongo, Suryowijayan RT.01 RW.01, Kel. Gedongkiwo, Mantrijeron. Penyebabnya, arus air sungai meluap menggerus tanggul sehingga akses jalan kampung terganggu. Longsoran juga mengancam komplek makam dan menghanyutkan tiang lampu penerangan sungai.

Di Kali Code, talut yang terkikis air hujan menyebabkan lantai bangunan rumah ambles. Kejadian tersebut terjadi di RT.21 RW.05 Terban, Gondokusuman. Tidak hanya itu, tembok TPU Bangunrejp, Bangunrejo RT 45 RW 10, Kricak Tegalrejo, yang bersebelahan dengan Kali Buntung juga longsor akibat tanah di sekitar terkikis air hujan.

"Jadi kami minta agar masyarakat di bantaran kali khususnya untuk terus waspasa terhadap lingkungan masing-masing. Jika hujan durasi lama, debit air yang akan meningkat karena rawan terjadi longsor," katanya.

Agar aliran sungai [kali] tidak terhambat dan memicu terjadinya pengikisan talud, Hari berharap agar kebiasaan membuang sampah ke sungai [kali] tidak lagi dilakukan. Pasalnya perilaku buruk tersebut tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan bencana. "Selain sampah, kami berharap agar pengambilan pasir di kali tidak dilakukan serampangan, agar pondasi talut tidak rusak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka

News
| Rabu, 24 April 2024, 13:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement