Advertisement
Warga Jogja yang Tinggal di Bantaran Kali Diminta Waspada
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Masyarakat di sepanjang bantaran kali yang berhulu di Merapi diminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan jika intensitas hujan yang turun cukup tinggi. Pasalnya hampir seluruh bantaran sungai memiliki potensi longsor.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jogja Hari Wahyudi mengatakan mengimbau agar warga yang berada di sepanjang bantaran kali agar tetap waspada. Peningkatan kewaspadaan tersebut harus dilakukan menyikapi musim penghujan saat ini. Pasalnya, hampir semua titik di bantaran kali yang melewati wilayah Jogja memiliki potensi rawan longsor. "Hampir semua [potensi rawan longsor]," kata Hari kepada Harianjogja.com, Kamis (29/11/2018).
Advertisement
Kewaspadaan perlu dilakukan terutama ketika hujan berlangsung lama dan debit air kali terus meningkat. Kondisi tersebut, dikhawatirkan terjadinya longsor seperti hujan yang terjadi pada Selasa (27/11/2018) dan Rabu (28/11/2018) kemarin. Sejumlah talut di tiga kali yang mengaliri kota Jogja ambrol. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Berdasarkan data BPBD Jogja, talud yang ambrol berada bantaran Kali Winongo, Suryowijayan RT.01 RW.01, Kel. Gedongkiwo, Mantrijeron. Penyebabnya, arus air sungai meluap menggerus tanggul sehingga akses jalan kampung terganggu. Longsoran juga mengancam komplek makam dan menghanyutkan tiang lampu penerangan sungai.
Di Kali Code, talut yang terkikis air hujan menyebabkan lantai bangunan rumah ambles. Kejadian tersebut terjadi di RT.21 RW.05 Terban, Gondokusuman. Tidak hanya itu, tembok TPU Bangunrejp, Bangunrejo RT 45 RW 10, Kricak Tegalrejo, yang bersebelahan dengan Kali Buntung juga longsor akibat tanah di sekitar terkikis air hujan.
"Jadi kami minta agar masyarakat di bantaran kali khususnya untuk terus waspasa terhadap lingkungan masing-masing. Jika hujan durasi lama, debit air yang akan meningkat karena rawan terjadi longsor," katanya.
Agar aliran sungai [kali] tidak terhambat dan memicu terjadinya pengikisan talud, Hari berharap agar kebiasaan membuang sampah ke sungai [kali] tidak lagi dilakukan. Pasalnya perilaku buruk tersebut tidak hanya berdampak negatif terhadap lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan bencana. "Selain sampah, kami berharap agar pengambilan pasir di kali tidak dilakukan serampangan, agar pondasi talut tidak rusak," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Golkar DIY Bakal Terima Nama Calon yang Dijaring di Pilkada 2024, Berikut Nama-nama Kandidatnya
- Harga Bawang Merah di Jogja Masih Stabil Tinggi, Ini Penyebabnya
- Ini Rencana Pemda DIY Setelah TPA Piyungan Ditutup
- Pilkada 2024, Heroe Poerwadi Hingga Singgih Raharjo Ambil Formulir Pendaftaran Calon Walikota di Partai Golkar
- Semula April, Kesiapan Pengolahan Sampah di Kota Jogja Mundur hingga Awal Mei
Advertisement
Advertisement