Advertisement
Pengembangan Seni Budaya di Terban Temui Banyak Tantangan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Kelurahan Terban yang terletak di Kecamatan Gondokusuman Kota Jogja memiliki banyak potensi. Salah satunya, potensi seni dan budaya.
Lurah Terban Gondokusuman Anif Luhur Kurniawan mengatakan Kelurahan Terban salah satu kelurahan yang menyandang gelar sebagai Kelurahan Budaya. Kesenian dan kebudayaan yang ada di masyarakat masih dipertahankan. Salah satu kreasi seni yang sudah dinilai mapan adalah Jatilan.
Advertisement
Seni Jatilan yang dimaksud adalah kelompok seni Jatilan Turonggo Bekso Code Laras yang sudah memiliki jam terbang tinggi. "Yang sudah eksis adalah seni Jatilan. Lainnya masih dikembangkan oleh kelompok-kelompok seni seperti karawitan, keroncong dan lainnya yang ada di bawah lembaga kebudayaan Terban," katanya, Senin (14/1/2019).
Untuk terus mengembangkan kelompok-kelompok seni yang ada, selain ada pendampingan dari lembaga kebudayaan Terban juga dilakukan pendampingan dari provinsi. Pasalnya, penganugerahan Terban sebagai kelurahan budaya diberikan oleh Pemda DIY. "Tetapi kami juga terus mensupport setiap ada kegiatan, saat latihan ada pendampingan juga," kata Anif.
Bahkan dalam satu tahun ada sedikitnya tiga event sebagai ruang ekspresi bagi kelompok-kelompok seni di Terban. Mulai kegiatan merti kelurahan hingga event tingkat kota dan provinsi. "Untuk supporting dana juga diberikan melalui hasil Musrenbang kelurahan," kata Anif.
Tidak berhenti di sana, saat ini sedang dikembangkan pembentukan kelompok Bregodo Putri di mana anggota kesenian ini semuanya perempuan. Kelompok ini juga salah satu pengembangan dari kelompok seni Jatilan Turonggo Bekso Code Laras. "Ini dibentuk untuk memenuhi perkembangan yang ada. Kan tiap tahun provinsi mengadakan lomba bregodo makanya kami bentuk agar bisa ikut berpartisipasi," katanya.
Sementara itu, Ketua Lembaga Kebudayaan Kelurahan Terban Lilik Julianto mengatakan meskipun sudah eksis kelompok kesenian yang ada di Terban masih memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya adalah sedikitnya ruang berekspresi bagi kelompok-kelompok seni untuk bisa tampil di publik. "Kalau hanya latihan terus kan juga bosan. Ini menjadi salah satu tantangan bagaimana ruang-ruang berekspresi bagi kelompok-kelompok seni ini bisa diperbanyak lagi," kata Lilik.
Menurutnya, ruang-ruang pentas bagi kelompok-kelompok seni yang ada sangat minim. Dalam setahun hanya beberapa kali saja ada kesempatan untuk menunjukkan eksistensi para kelompok seni. Seperti mengikuti HUT Pemkot, perayaan Rajaban, mengisi kegiatan merti Belik dan Rowahan. "Untuk memotivasi mereka, setiap ada kegiatan sekecil apapun pasti kami libatkan. Ini dilakukan sebagai sarana eksplorasi," katanya.
Ia berharap rencana pendirian pusat kreasi pemuda di Pasar Terban diharapkan bisa segera terealisasi. Hal itu dinilai penting sebagai salah satu sarana bagi kelompok-kelompok kesenian di Terban untuk bisa mengekspresikan bakat, minat dan eksistensinya. "Jadi butuh banyak ruang-ruang untuk bisa berekspresi. Kami berharap rencana pendirian pusat kreasi tersebut bisa segera terealisasi," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Trans Jogja dan Tarifnya, Cek di Sini!
- DPRD DIY Setujui Perubahan Propemperda DIY Tahun 2024
- Tol Jogja-Solo Beroperasi Gratis untuk Mudik Lebaran 2024, Ini Ketentuan Mobil Melintas dan Pintu Keluar Masuknya
- Farmasi UAD Kembali Giatkan Sekolah Lansia Segar Guna Tingkatkan Kesehatan Lansia di Wirobrajan
- Stok Darah dan Layanan Donor Darah di PMI Kabupaten & Kota di DIY, Kamis 28 Maret 2024
Advertisement
Advertisement