Advertisement
Seluruh Bangunan Anyar di Kotabaru Harus Sediakan Lahan Parkir

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Penataan kawasan Kotabaru untuk menampilkan wajah Indies terus dilakukan. Tahun ini, penataan menyentuh kawasan pedestrian di Jalan Sudirman baik sisi timur maupun sisi barat. Ke depan, penataan Kotabaru akan terintegrasi dengan penataan Stadion Kridosono dan Stasiun Lempuyangan. Seluruh bangunan anyar wajib menyediakan lahan parkir yang bisa diakses publik.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi mengatakan Kotabaru ditata secara bertahap sejak 2018 hingga 2021. Kawasan tersebut akan dikembangkan sebagai kawasan heritage sehingga perlu adanya pedoman pelestarian kawasan budaya. Dari sisi filosofi tata kota tidak akan berubah. Kotabaru tetap akan menjadi lokasi yang eksotis bernuansa Indies.
Advertisement
Istilah Indies mengacu pada kebudayaan, termasuk arsitektur, semasa kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Pada masa kolonial, Kotabaru menjadi permukiman masyarakat Eropa. Peninggalan masa lalu itu, seperti bangunan-bangunan berarsitektur Indies, masih awet sampai sekarang dan akan dijadikan destinasi wisata alternatif.
“Ini juga untuk mempertahankan tata kota saat awal kota ini dibentuk. Meskipun nanti ada penambahan fungsi, public space yang disediakan akan mendukung keberadaan kawasan indies,” kata Heroe kepada Harian Jogja, Selasa (22/1/2019).
Tahun ini penataan dilaukan di jalur pedestrian di Jalan Sudirman. Kelak, pengembangan Stasiun Lempuyangan juga harus menyesuaikan dengan penataan sekitar yang bercorak Indies.
Bangunan di kawasan Kotabaru juga wajib menyediakan lahan parkir yang bisa diakses khalayaka. “Seluruh bangunan baru juga harus menyediakan lahan parkir yang juga bisa diakses publik. Sekitar 25% bisa digunakan untuk umum," katanya.
Pemerintah Kota Jogja masih mengincar lahan parkir baru yang akan dibuat. Setidaknya ada tiga hingga lima titik lokasi yang akan dijadikan lahan parkir baru. Seperti di dekat Malioboro, Tugu Pal Putih hingga Stadion Kridosono. Saat ini, pilihan-pilihan itu masih dijajaki.
“Kalau mengembangkan kawasan pedestarian, ketersediaan parkir harus ada. Ini yang sedang kami upayakan agar tidak menimbulkan kemacetan. Hal itu sejalan dengan jargon RTRW Jogja sebagai lokasi yang ngangeni,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Gunung Dukono Erupsi Lagi, Tinggi Kolom Letusan Tercatat 1,1 Km
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Sempat Alami Darurat Sampah, Kampung Suryoputran Jogja Sukses Olah Sampah Nyaris 1 Ton Per Bulan
- Ubah Sampah Menjadi Energi Alternatif, Solusi Bangun Indonesia dan dan Got Bag Indonesia Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Teluk Awur Jepara
- Bamuskal hingga Panewu Akan Dilibatkan Tahapan Pengangkatan dan Pemberhentian Lurah di Bantul
- DPRD DIY Apresiasi Realisasi APBD 2024, Dorong Optimalisasi Aset untuk Tambah PAD
- Porda XVII DIY 2025: Sleman Mulai Siapkan OPD Pendamping Cabor Demi Membidik Juara Umum
Advertisement
Advertisement