Advertisement
Petani Cabai Bumi Menoreh Andalkan Pasar Lelang
Petani di Dusun Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Hariyani, sedang memanen cabai di lahannya, Selasa (29/1).-Harian Jogja - Fahmi Ahmad Burhan
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Petani cabai mengandalkan pasar lelang guna memasarkan cabainya. Di Kulonprogo, sejauh ini ada 25 titik pasar lelang di sepanjang pesisir dengan satu unit di antaranya akan dipermanenkan bangunannya, yakni di Kecamatan Panjatan.
Petani di Dusun Sidorejo, Desa Banaran, Kecamatan Galur, Hariyani, mengaku sudah tiga tahun terakhir ini mengandalkan pasar lelang. Sebelumnya, dia dan sejumlah petani cabai lainnya memasarkan lewat tengkulak.
Advertisement
“Perbandingan harganya lumayan daripada tengkukal. Harga lelang tidak terlalu rendah, jadi bisa bersaing dengan harga tengkulak,” ungkapnya kepada Harian Jogja, Selasa (29/1/2019). Hariyani biasa memasarkan hasil panen cabainya di pasar lelang Desa Banaran.
Sudah sekitar dua bulan terakhir ini, petani cabai di Sidorejo memanen cabai. Namun, saat ini hasil panen cabainya kurang baikmenyusul curah hujan yang cukup tinggi ditambah pengaruh hama patek.
Dengan hasil panen yang kurang baik, harga di tingkat lelang kurang bagus. Kini, harga cabai cuma Rp3.000 per kilogram padahal di kondisi normal, harganya bisa sampai Rp14.000 per kilogram. “Semoga harga bisa kembali normal,” paparnya.
Kepala Seksi Pengelolaan dan Pemasaran Hasil Holtikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Jayeng Purwadi mengatakan dalam pemasaran cabai di Kulonprogo, agar harga bisa bersaing, ada 25 pasar lelang.
Pasar lelang itu tersebar di pesisir di kawasan Kecamatan Temon, Galur dan Panjatan. Sebelum adanya pasar lelang, petani banyak dipermainkan tengkulak sehingga harganya pun rendah. “Sebelum ada pasar lelang pembeli mendatangi tiap orang. Petani yang nego harganya rendah, ketika ada pasar lelang kan jadinya seragam,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
DJ Panda dan Erika Carlina akan Kembali Bertemu, Ini Tujuannya
Advertisement
Loksado Jadi Ikon Wisata Alam Dunia Berkat Bamboo Rafting dan Geopark
Advertisement
Berita Populer
- Kampung Nelayan Merah Putih di Pantai Baru Ditarget Rampung Akhir 2025
- Polisi Belum Tetapkan Tersangka Dalam Kasus Kecelakaan Maut di Rongkop
- Gempa Tektonik Magnitudo 3,4 Guncang Wonosobo Jawa Tengah
- Wisata Jogja Belum Samai Tahun Lalu, Dinpar Andalkan Sport Tourism
- BPBD DIY Tangani Pohon Tumbang di Kota Jogja hingga Kulonprogo
Advertisement
Advertisement



