Advertisement
TI untuk Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata harus menyesuaikan perkembangan zaman, terutama kemajuan teknologi informasi. Pemakaian teknologi informasi (TI) diharapkan bisa mendukung terwujudnya smart destination 2019 di DIY serta menaikkan jumlah kunjungan wisatawan.
Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM Destha Titi Raharjana menjelaskan terminologi smart destination, salah satunya memanfaatkan teknologi informasi agar penghitungan kunjungan wisatawan tidak terjadi duplikasi data.
Advertisement
“Tantangan pemerintah khususnya pengelola objek wisata adalah menggunakan e-ticketing untuk mengurangi model penghitungan ganda,” kata Destha seusai diskusi Akselerasi Pencapaian Target Wisatawan Mancanegara dan Smart Destination, di Puspar UGM, Kamis (31/1/2019).
Menurut dia, infrastruktur telekomunikasi penting diperhatikan di era Revolusi Industri 4.0. Destha mencontohkan pemanfaatan teknologi di Nglanggeran yang menggunakan e-ticketing.
Diakui Destha, pengelolaan wisata dengan smart atau tata kelola destinasi terpadu, tidak mudah, karena sistem infrastruktur serta sumber daya manusia yang menjalankan sistem harus disiapkan.
“Pemerintah harus bisa meningkatkan kapasitas SDM. Yang perlu diwaspadai di tengah kemajuan teknologi informasi semua informasi baik maupun buuk akan cepat tersebar. Termasuk testimoni. Maka dari itu peningkatan SDM masyarakat lokal sangat penting,” ucapnya.
Kepala Prodi S1 Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Jogja Arif Dwi Saputra mengungkapkan saat ini meski biaya promosi terbatas anggaran, dapat diatasi dengan media online.
“Kalau lama tinggal di Jogja masih rendah, bisa jadi karena wisatawan asing hanya menjadikan Jogja sebagai persinggahan. Harapannya dengan beroperasinya bandara baru di Kulonprogo bisa langsung landing di sini dan tinggal di sini,” ucapnya.
Menurut Arif, jika DIY ingin meningkatkan lama tinggal wisatawan, harus dipikirkan event di malam hari yang berskala internasional perlu ditingkatkan. Saat ini baru ada pertunjukan Ramayana di Prambanan.
Kepala Seksi Pengelolaan Informasi Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata (Dispar) DIY RR. Sanida mengungkapkan ada beberapa hal yang dilakukan untuk mencapai target bidang pariwisata selama periode 2018-2022. Di antaranya peningkatan atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ancillary, peningkatan kualitas industri pariwisata, pengembangan SDM dan kelembagaan. Selain itu juga pemasaran yang efektif dan efisien.
“Secara tren sudah ada peningkatan jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara. Namun masih ada tantanagn bagaimana meningkatkan lama tinggal, potensi wisata agar mendunia adalah pekerjaan rumah kami, dan kunjungan dua juta wisatawan mancanegara untuk Joglosemar [Jogja, Solo, Semarang,] DIY 30 persen,” ucapnya.
Dinas juga menarget lima pangsa pasar wisata DIY yakni Belanda, Jepang, Prancis, Jerman dan ASEAN. Saat ini dinas mengembangkan tujuh kawasan wisata prioritas yaitu, kawasan Kraton-Malioboro dan sekitarnya, kawasan Prambanan-Ratu Boko dan sekitarnya, kawasan Lereng Merapi dan sekitarnya, kawasan Karst Gunungsewu dan sekitarnya, kawasan Parangtritis-Depok-Kuwaru dan sekitarnya, kawasan Pegunungan Menoreh dan sekitarnya, kawasan Kasongan-Tembi-Wukirsari dan sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
Advertisement