Advertisement

TI untuk Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan

Herlambang Jati Kusumo
Kamis, 31 Januari 2019 - 22:10 WIB
Laila Rochmatin
TI untuk Tingkatkan Lama Tinggal Wisatawan Diskusi Akselerasi Pencapaian Target Wisatawan Mancanegara dan Smart Destination, di Puspar UGM, Kamis (31/1/2019). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Pengelolaan dan pengembangan destinasi wisata harus menyesuaikan perkembangan zaman, terutama kemajuan teknologi informasi. Pemakaian teknologi informasi (TI) diharapkan bisa mendukung terwujudnya smart destination 2019 di DIY serta menaikkan jumlah kunjungan wisatawan.

Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM Destha Titi Raharjana menjelaskan terminologi smart destination, salah satunya memanfaatkan teknologi informasi agar penghitungan kunjungan wisatawan tidak terjadi duplikasi data.

Advertisement

“Tantangan pemerintah khususnya pengelola objek wisata adalah menggunakan e-ticketing untuk mengurangi model penghitungan ganda,” kata Destha seusai diskusi Akselerasi Pencapaian Target Wisatawan Mancanegara dan Smart Destination, di Puspar UGM, Kamis (31/1/2019).

Menurut dia, infrastruktur telekomunikasi penting diperhatikan di era Revolusi Industri 4.0. Destha mencontohkan pemanfaatan teknologi di Nglanggeran yang menggunakan e-ticketing.

Diakui Destha, pengelolaan wisata dengan smart atau tata kelola destinasi terpadu, tidak mudah, karena sistem infrastruktur serta sumber daya manusia yang menjalankan sistem harus disiapkan.

“Pemerintah harus bisa meningkatkan kapasitas SDM. Yang perlu diwaspadai di tengah kemajuan teknologi informasi semua informasi baik maupun buuk akan cepat tersebar. Termasuk testimoni. Maka dari itu peningkatan SDM masyarakat lokal sangat penting,” ucapnya.

Kepala Prodi S1 Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Jogja Arif Dwi Saputra mengungkapkan saat ini meski biaya promosi terbatas anggaran, dapat diatasi dengan media online.

“Kalau lama tinggal di Jogja masih rendah, bisa jadi karena wisatawan asing hanya menjadikan Jogja sebagai persinggahan. Harapannya dengan beroperasinya bandara baru di Kulonprogo bisa langsung landing di sini dan tinggal di sini,” ucapnya.

Menurut Arif, jika DIY ingin meningkatkan lama tinggal wisatawan, harus dipikirkan event di malam hari yang berskala internasional perlu ditingkatkan. Saat ini baru ada pertunjukan Ramayana di Prambanan.

Kepala Seksi Pengelolaan Informasi Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata (Dispar) DIY RR. Sanida mengungkapkan ada beberapa hal yang dilakukan untuk mencapai target bidang pariwisata selama periode 2018-2022. Di antaranya peningkatan atraksi, aksesibilitas, amenitas dan ancillary, peningkatan kualitas industri pariwisata, pengembangan SDM dan kelembagaan. Selain itu juga pemasaran yang efektif dan efisien.

“Secara tren sudah ada peningkatan jumlah wisatawan nusantara maupun mancanegara. Namun masih ada tantanagn bagaimana meningkatkan lama tinggal, potensi wisata agar mendunia adalah pekerjaan rumah kami, dan kunjungan dua juta wisatawan mancanegara untuk Joglosemar [Jogja, Solo, Semarang,] DIY 30 persen,” ucapnya.

Dinas juga menarget lima pangsa pasar wisata DIY yakni Belanda, Jepang, Prancis, Jerman dan ASEAN. Saat ini dinas mengembangkan tujuh kawasan wisata prioritas yaitu, kawasan Kraton-Malioboro dan sekitarnya, kawasan Prambanan-Ratu Boko dan sekitarnya, kawasan Lereng Merapi dan sekitarnya, kawasan Karst Gunungsewu dan sekitarnya, kawasan Parangtritis-Depok-Kuwaru dan sekitarnya, kawasan Pegunungan Menoreh dan sekitarnya, kawasan Kasongan-Tembi-Wukirsari dan sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Diduga Terima Gratifikasi Rp18 Miliar

News
| Sabtu, 09 Desember 2023, 08:47 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement