Advertisement
Kraton Jogja Gelar Simposium Manuskrip

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Memperingati 30 tahun Sri Sultan HB X bertahta, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat bakal menggelar perlehatan akbar. Selain simposium internasional pada 5 Maret, pameran manuskrip juga akan digelar pada 7 Maret.
Ketua Pelaksana Simposium Internasional, GKR Hayu mengatakan simposium digelar pada 5-6 Maret di Grand Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta dengan mengangkat tema Budaya Jawa dan Naskah Kraton Yogyakarta.
Advertisement
Dalam simposium tersebut akan dikupas empat topik utama. Pertama, persoalan sejarah berkaitan dengan peristiwa Geger Sepehi, kedua, filologi pasca-Geger Sepehi, ketiga, pertunjukan seni dan naskah keraton, dan keempat adalah topik sosial budaya. "Sebenarnya sudah lama kami ingin melibatkan komunitas di luar keraton untuk menggelar kegiatan ini. Tetapi baru bisa dilakukan tahun ini, berbarengan dengan 30 tahun Sultan bertahta," katanya kepada wartawan di Bale Raos Jogja, Jumat (8/2/2019).
Hayu menjelaskan peristiwa Geger Sepehi berdampak banyak terhadap Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Salah satunya, banyak peninggalan leluhur berupa naskah-naskah kuno hilang. Geger Sepehi sendiri merupakan peristiwa penyerbuan Inggris ke Kraton Jogja pada 1812. Akibat peristiwa ini, naskah kuno milik Kraton Jogja banyak yang dibawa ke sana. "Sejak peristiwa Geger Sepehi dari ribuan naskah awalnya, saat ini hanya tersisa tiga," ucap dia.
Untuk itu dia mengaku sudah mencoba mendapatkan naskah kuno yang tersimpan di British Library. Hasilnya sejumlah naskah berbentuk digital akan diserahkan ke Kraton. Berbagai naskah itulah yang akan dibahas dalam simposium dan ditampilkan dalam pemeran naskah.
Sebut saja misalnya manuskrip tentang Teaching of Hamengku Buwono (HB) I yang berisi tentang cara memimpin dan pelajaran-pelajaran yang diajarkan raja pertama Kraton Mataram tersebut. Naskah kuno tersebut selama ini hilang dan baru ditemukan di British Library di Inggris.
Penghageng Kawedanan Hageng Nitya Budaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara menjelaskan saat ini sudah ada sekitar 75 manuskrip mulai didigitalisasi. Naskah-naskah tersebut selain berada di Inggris juga di Belanda.
"Digitalisasi naskah kuno ini sebagai titik awal mengembalikan manuskrip di sejumlah negara. Keraton mencoba mengumpulkan jejak sejarah yang selama ini hilang. Hal ini yang perlu dibanggakan masyarakat," kata Ketua Panitia Mangayubagya 30 Tahun Masehi Sri Sultan HB X ini.
Selain pameran naskah dalam bentuk fisik, beberapa naskah yang diserahkan British Library akan ditampilkan dalam bentuk digital. Di antaranya babad, serat, cathetan warni-warni dari perpustakaan Kraton Jogja, teks-teks bedhaya, srimpi, dan pethilan beksan.
Pameran ini terbuka untuk umum mulai jam 09.00 WIB. Pengunjung hanya membayar biaya administrasi masuk ke Bangsal Pagelaran. Ada beberapa naskah yang akan dipamerkan di Kagungan Dalem Bangsal Pagelaran Kraton Jogja pada 7 Maret-7 April 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Keluarga Minta Jenazah Juliana Marins Diotopsi Agar Tahu Kapan Kematiannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kegiatan Tirakatan Digelar di Malam 1 Suro di Gunungkidul, Ini Lokasinya
- Wisatawan Jangan Lupa Mampir ke Pasar Beringharjo Jogja, Ada Batik hingga Lupis Cenil
- Peresmian Jembatan Pandansimo Dikabarkan 20 Juli 2025, Ini Kata Satker PJN DIY
- Mubeng Beteng Kraton Jogja Malam 1 Suro Digelar Kamis 26 Juni 2025 Malam, Ini Waktu Acara hingga Syaratnya
- Penambang Pasir di Sungai Progo Minta Diperbolehkan Kembali Beroperasi
Advertisement
Advertisement