Advertisement

Material Merapi Percepat Pembentukan Awan Hujan

Hafit Yudi Suprobo
Minggu, 10 Februari 2019 - 05:37 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Material Merapi Percepat Pembentukan Awan Hujan Pemandangan awan di langit Jogja dari objek wisata Klangon di lereng Merapi, di Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu(9/2/2019). - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN--Aktivitas Gunung Merapi masih memberikan pengaruh terhadap cuaca ekstrem di Sleman kendati tidak secara langsung.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofosika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jogja, Djoko Budiyono mengatakan material Gunung Merapi bisa berfungsi mempercepat proses pembentukan awan yang dapat mengakibatkan hujan. "Dalam hal ini material gunung berfungsi sebagai inti kondensasi," kata Djoko kepada Harian Jogja, Sabtu (9/2/2019).

Advertisement

Adapun pembentukan awan kumulonimbus yang menghasilkan cuaca ekstrem disebabkan banyak faktor. Djoko mengatakan untuk saat ini faktor yang paling banyak dalam pembentukan awan kumulonimbus adalah faktor konvergensi atau pertemuan angin diatas wilayah Jawa. "Di samping itu, cuaca ekstrem yang terjadi saat ini merupakan hal yang wajar mengingat di Jogja saat ini masih dalam puncak musim hujan," ungkap Djoko.

Sementara itu, puncak musim hujan di wilayah Jogja dan sekitarnya masih akan berakhir pada pertengahan Februari 2019. "Sehingga potensi hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih akan muncul di wilayah kita," tutur Djoko.

Djoko mengatakan, secara umum, masyarakat diimbau agar tetap waspada terhadap potensi genangan, banjir, maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor. Perlu juga mewaspadai kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang atau roboh.

Masyarakat juga perlu memperhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran dan aktivitas di pesisir. "Tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat atau petir," katanya.

Djoko juga menuturkan, dilihat dari pola angin yang masih kuat (monsoon asia atau angin baratan) yang masuk ke wilayah Indonesia serta terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin, maka hujan masih akan muncul di beberapa hari ke depan di Jogja. (Hafit Yudi Suprobo)


Caption Foto: Pemandangan awan di langit Jogja dari objek wisata Klangon di lereng Merapi, di Dusun Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu(9/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement