Advertisement
Jumlah Warga Miskin Kota Jogja Turun. Ini Angkanya

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Jumlah kelompok warga miskin Kota Jogja, yang masuk dalam data penerima program Keluarga Sasaran Jaminan Perlindungan Sosial (KSJPS) Kota Jogja 2019 mengalami penurunan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Sosial (Dinsos) Kota Jogja, Supriyanto menyebutkan, data penerima KSJPS 2019 sebanyak 15.282 kepala Keluarga (KK). Terbagi dalam dua kategori, rentan miskin 12.449 KK dan kategori miskin sebanyak 2.783 KK. Data KSJPS sudah ditetapkan oleh Wali Kota Jogja. Sementara itu, pada 2018 tercatat ada 4.781 KK penerima KSJPS. Dibagi dari 12.456 KK rentan miskin dan fakir miskin 16 KK.
Advertisement
"Dalam KSJPS 2019, kelompok fakir miskin dicoret. Karena berdasarkan penilaian dan verifikasi di lapangan, sudah tidak lagi ditemukan warga yang masuk dalam kategori fakir," ujarnya, Selasa (12/2/2019).
Kepala Dinsos Kota Jogja, Bedjo Suwarno mengatakan, jika ada warga yang tidak puas dengan hasil verifikasi dan penilaian yang dilakukan sehingga mereka tidak masuk dalam kategori penerima, dapat menyampaikan keluhan ke Dinas Sosial.
"Tapi, Dinsos tidak bisa begitu saja memasukkan nama mereka sebagai penerima KSJPS. Dari awal sudah ada prosedur penilaian," kata dia.
Menurut Bedjo, selain karena pengurangan kategori, pengurangan jumlah penerima program KSJPS juga dikarenakan banyaknya program intervensi pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Pemkot.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi mengungkapkan, meski angka kemiskinan Kota Jogja menurun, namun ketimpangan pendapatan di masyarakat masih cukup tinggi. Masyarakat menengah ke atas, mampu meningkatkan perekonomian mereka dengan cukup baik, sedangkan masyarakat menengah ke bawah tidak demikian, meskipun kelompok tersebut juga mengalami kenaikan pendapatan. Sehingga, yang perlu dilakukan Pemkot adalah mengangkat pendapatan masyarakat menengah ke bawah agar tumbuh lebih signifikan.
Lurah Tahunan, Sugiharti mengungkapkan, pemerintah kelurahan berencana menyusun data warga miskin di kelurahan setempat dengan lebih riil. Mereka akan menggandeng tim profesional bersama Pekerja Sosial Masyarakat, sebagai pendata riil. Mereka akan difasilitasi dengan alat perekam foto dan video, untuk kelengkapan dokumentasi lapangan.
Dari sana, dapat diketahui aset yang dimiliki tiap warga, terutama warga yang selama ini tercatat sebagai warga miskin tahunan. Karena selama ini, sepengetahuan pemerintah, masih ada sejumlah warga yang berbohong dalam pendataan kemiskinan versi pemerintah pusat maupun Pemkot. Mereka mengaku miskin, walaupun memiliki sejumlah aset bernilai tinggi
"Kami ingin mengajak warga untuk pandai bersyukur," ucapnya.
Terkait pengurangan warga miskin, kelompok Gandeng Gendong yang ada kelurahan dan sejumlah kelompok lainnya, turut dilibatkan dalam sejumlah program intervensi kemiskinan.
Lurah Purwokinanti, Agus Joko Mulyono menyebutkan, pendekatan yang dilakukan di tingkat kelurahan dalam pemberdayaan ekonomi salah satunya adalah mengajak warga dari level ekonomi menengah ke bawah untuk mengikuti serangkan pelatihan pengelolaan ekonomi keluarga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Libur Panjang 1 Sura, Penumpang KA Jarak Jauh di Daop 6 Jogja Melonjak 20 Persen
- Sambut Positif Putusan MK Terkait Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal, KPU DIY: Kurangi Beban Teknis
- Kelurahan Kadipaten Jogja Gencarkan Penggunaan Biopori Demi Kurangi Sampah Organik
- Pelajar Jogja Isi Liburan Sekolah dengan Lestarikan Budaya Jawa, Belajar Geguritan hingga Aksara Jawa
- Puluhan Warga Gunungkidul Ingin Bekerja di Luar Negeri, Taiwan Jadi Tujuan Favorit
Advertisement
Advertisement