Advertisement
Tangani Dampak Bencana Longsor, Gunungkidul Kerahkan Alat Berat

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–BPBD Gunungkidul terus melakukan upaya pemulihan pasca terjadinya musibah longsor di wilayah Kecamatan Gedangsari dan Nglipar. Proses recovery tak hanya melibatkan tenaga manusia mulai dari warga setempat, relawan hingga aparat keamanan, namun juga menggunakan sejumlah alat berat.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, pihaknya terus berusaha melakukan pemulihan agar kondisi di wilayah terdampak longsor pulih seperti semula. Meski demikian, upaya tersebut butuh proses. “Untuk perkembangan masih kita pantau, tapi yang jelas sudah ada kemajuan, jika dibandingkan saat terjadi longsor,” kata Edy kepada Harian Jogja, Sabtu (9/3).
Advertisement
Dia menjelaskan, untuk pemulihan di wilayah terdampak longsor tidak hanya mengandalkan peralatan manual karena juga menerjunkan alat berat. Salah satu contoh penggunaan alat berat di wilayah terdampak longsor di Desa Watugajah, Gedangsari. Diharapkan dengan alat berat ini proses pemulihan bisa berlansung lebih cepat. “Kerja bakti terus dilakukan. Mudah-mudahan kondisi bisa kembali normal secepatnya,” ungkapnya.
Terkait jalan terputus akibat longsor di Desa Mertelu, Edy menuturkan sudah ditangani sehingga bisa dilalui meski hanya untuk kendaraan roda dua. Untuk perbaikan sendiri, ia sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul. “Sudah koordinasi karena ini masalah jalan, maka perbaikan kami serahkan ke DPUPRKP,” katanya.
BACA JUGA
Sebelumnya, pasca-terjadinya banjir dan longsor yang menerjang Kecamatan Gedangsari, Nglipar dan Ngawen ada sedikitnya tujuh kepala keluarga yang tinggal di daerah rawan. Namun, setelah dilakukan pengarahan ketujuh keluarga ini mau dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. “Kebetulan saya ikut dalam proses negosiasi dengan warga. Awalnya mereka menolak, tapi setelah diberikan penjelasan warga akhirnya mau dipindah,” kata Wakil Bupati Immawan Wahyudi.
Ketujuh rumah warga yang bersedia direlokasi diantaranya empat rumah di Desa Natah, Nglipar; satu rumah di Dusun Baturturu, Desa Mertelu, Gedangsari; dan dua lainnya berada di wilayah Kecamatan Ngawen. “Lima rumah yang terdampak longsor, sedang dua lainnya yang di Kecamatan Ngawen terendam air saat banjir di Kali Oya,” ujarnya.
Immawan menambahkan, pasca-kesepakatan ini, pemkab melalui BPBD akan melakukan koordinasi dengan pihak desa untuk membahas lahan sebagai hunian baru. “Bisa dilakukan dengan tukar guling karena yang terpenting para warga dapat tinggal di lokasi yang aman. Mudah-mudahan untuk penempatan di lokasi baru berjalan dengan lancar,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
- Bupati Bantul Kukuhkan Komite dan Forum Kreatif Menuju UCCN
- Warga Giwangan Protes Minim Sosialisasi Renovasi Terminal
- Pemkot Jogja Tambah Pengelolaan Sampah Organik di Ruang Terbuka Hijau
- Bonus Atlet Gunungkidul Membengkak Setelah Lampaui Target
- Alumni Lirboyo Kulonprogo Protes Tayangan Expose Uncensored
Advertisement
Advertisement