Advertisement

Kalah Bersaing, Kerajinan Perak asal Paliyan Kian Lesu

Rahmat Jiwandono
Minggu, 24 Maret 2019 - 22:27 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Kalah Bersaing, Kerajinan Perak asal Paliyan Kian Lesu Perajin tembaga Sutopo menyelesaikan pembuatan miniatur dari bahan tembaga, di rumahnya dusun Blekonang 1, Desa Tepus, Tepus, Gunungkidul, Jumat (25/5/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Kerajinan perak di Gunungkidul saat ini tengah lesu. Minimnya promosi serta banyaknya kerajinan perak asal Tiongkok yang masuk pasar Tanah Air menjadi salah satu penyebab tersendatnya roda produksi perak di Bumi Handayani. Salah satu sentra kerajinan perak di Gunungkidul yakni di Dusun Kedungdowo Wetan, Desa Pampang, Kecamatan Paliyan.

Kepala Seksi (Kasi) Promosi dan Pengembangan Usaha Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Hery Sulistyo, mengatakan hasil kerajinan perak yang diproduk perajin di Desa pampang sudah banyak dipasarkan ke luar daerah. Namun demikian, Disperindag terus berusaha mempromosikan hasil kerajinan perak tersebut melalui berbagai acara.

Advertisement

"Kami membantu promosi dalam berbagai event seperti Pekan Raya Jakarta [PRJ]. Promosi tidak hanya hasil kerajinan perak, tetapi berbagai produk asli Gunungkidul lainnya," ucap Hery saat ditemui Harian Jogja, Minggu (24/3/2019)

Hery menjelaskan salah satu penyebab lesunya pemasaran perak adalah penjualan perak dari Tiongkok yang lebih murah dan dijual secara daring. Agar mampu bersaing, Disperindag memberikan pelatihan kepada para perajin lokal bagaimana memasarkan dan menjual perak lewat media sosial. "Kami sudah memberi pelatihan pemasaran online, tetapi harganya tetap kalah murah," katanya.

Salah satu perajin perak di Dusun Kedungdowo Wetan, Mardiyono, mengatakan ia merupakan salah satu dari puluhan perajin yang masih bertahan. Pasalnya, dari sekitar 50 perajin perak di sekitarnya, dia termasuk yang berbeda. "Beberapa perajin perak di sini masih bekerja dengan fasilitas seadanya," ucap Mardiyono.

Menurut Mardiyono, beberapa tahun lalu pesanan tidak hanya datang dari dalam negeri. Italia menjadi salah satu pasar terbesar kerajinan perak asal Playen. Menurutnya, dirinya harus berjuang ekstra keras dengan melakukan berbagai inovasi supaya usaha kerajinan perak yang sudah berdiri selama 19 tahun tetap bertahan.

Saat ini hampir semua perajin perak di Dusun Kedungdowo Wetan mencoba beralih dengan mengembangkan kerajinan tembaga. "Kalau tidak mencoba bisnis lain, kami tidak bisa bertahan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement