Advertisement
DPAD DIY Sosialisasikan Cara Bertani Hidroponik
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY menggandeng Komisi D DPRD DIY menggelar bedah buku berjudul Pertanian Modern Hidroponik Sistem NFT Skala Rumah Tangga di Balai Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Sleman, Rabu (10/4/2019).
Penulis buku, Norbertus Kaleka, mengatakan jika hidroponik merupakan sebuah paradigma baru dalam bertani menurutnya. "Orang selama ini tahunya bertani itu dengan tanah, justru ini tanpa adanya kehadiran tanah," katanya kepada Harian Jogja, Rabu.
Advertisement
Dia mengatakan jika hari hari ini masyarakat yang menerapkan konsep hidroponik baru sebatas hobi. Namun ada skala komersial yang coba dikembangkan terutama untuk masuk dalam pemenuhan kebutuhan sayuran yang berkualitas agar bisa masuk ke supermarket. "Pasar-pasar swalayan sekarang sudah menerima tanaman yang dibudidayakan dari hidroponik, dan sekarang makin berkembang," katanya.
Namun yang ia tekankan adalah setiap keluarga bisa menghasilkan sayur sehat di pekarangan mereka. "Masih banyak yang terbentur dengan mindset yang kalau bertani itu harus berkeringat, kotor, namun dengan hidroponik harusnya tidak menjadi hambatan, karena dari hidroponik kualitas sayuran yang dihasilkan bisa lebih baik, dan kita tidak harus berkotor kotor," ujar dia.
Jika hidroponik bisa dikembangkan di pekarangan keluarga, kata Norbertus, hal tersebut tentunya mampu memberikan pasokan sayuran hijau yang lebih berkualitas ke rumah tangga. "Hal tersebut bisa memasok kebutuhan gizi vitamin mineral terutama yang bersumber dari sayuran kepada keluarga, khususnya anak-anak," ujar dia.
Masyarakat dihadapkan dengan masalah gizi, kata Norbertus, yaitu gizi mikro dan ini yang disebut dengan hidden hunger, karena hal itu tidak kelihatan. "Karena yang bermasalah adalah gizi mikro yaitu vitamin dan mineral, kalau gizi makro protein karbohidrat kan itu langsung kelihatan jika misalnya anak itu kurus, anak anak yang kurang memakan sayur akan terancam dengan masalah gizi mikro," ujar dia.
Dengan hidroponik, kata Norbertus, keluarga juga bisa menjamin dari sisi higienitas sayuran yang mereka makan sehari-hari. Kembali bicara peluang, Norbertus mengatakan jika hidroponik merupakan peluang emas bagi keluarga karena tidak sulit dalam melakukannya.
Hidroponik, kata Norbertus, juga menjadi paradigma baru bagi kalangan masyarakat menengah ke atas yang memang semakin melek akan isu kesehatan.
Staf seksi pengembangan minat dan budaya baca DPAD DIY, Mintardi, mengatakan tujuan bedah buku kali ini sebagai sarana untuk memahami sebuah buku secara lebih detail, tepat dan kritis.
Selain itu bedah buku yang dilakukan di Balai Desa Sumberrahayu tersebut juga digelar dalam rangka mengembangkan cara berpikir sistematis serta lebih memahami sudut pandang penulis dalam menuangkan ide-ide kreatifnya. "Mendekatkan buku yang dibedah kepada masyarakat, dan Mempromosikan karya kreatif penulis kepada masyarakat," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Gedung Hubdam Kodam IV Diponegoro Semarang Terbakar, Ini Total Kerugian
- Kisah Sukses Umbul Pelem Klaten, dari Ladang Cenil sampai Jadi Wisata Favorit
- Kemenhub Tambah Kuota Mudik Gratis dengan Bus untuk 10.000 Orang, Yuk Daftar!
- Sosok Irfan Jauhari, Winger Lincah Persis Solo yang Sumbang Emas SEA Games 2023
Berita Pilihan
Advertisement
Batas Jabatan Kian Dekati Ujungnya, Jokowi Berambisi Tambah Saham di PT Freeport
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Harga Tiket KA Bandara YIA Hanya Rp20.000, Berikut Cara Memesannya
- Jadwal KA Bandara YIA Kulonprogo-Stasiun Tugu Jogja, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa Wilayah Jogja dan Sekitarnya, Jumat 29 Maret 2024
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 29 Maret 2024
- Perayaan Paskah 2024, Tim Jibom Polda DIY Melakukan Sterilisasi Sejumlah Gereja di Jogja
Advertisement
Advertisement