Advertisement

Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Tionghoa dengan Berkompetisi

Kusnul Isti Qomah
Kamis, 18 April 2019 - 08:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
Meningkatkan Pembelajaran Bahasa Tionghoa dengan Berkompetisi Para pemenang kategori Sekolah Tiga Bahasa dalam Lomba Mandarin Festival 2019 di Hartono Mall, Sleman, Minggu (7/4). / Ist - APPBMI DPD DIY

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pembelajaran Bahasa Tionghoa di DIY terus ditingkatkan. Semakin banyak sekolah dan tempat kursus yang menyediakan pembelajaran bahasa Tionghoa. Berbagai lomba bahasa Tionghoa pun digelar sebagai tolok ukur kemajuan pembelajaran. 

Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Tionghoa (BKPBT) DIY pun mendukung digelarnya berbagai lomba untuk menguji keterampilan berbahasa Tionghoa. Sekretaris BKPBT DIY Nicodemus Sanny berharap lomba-lomba senada semakin banyak digelar.

Advertisement

"Tujuan awal lomba ini memberi ruang kepada sekolah-sekolah yang ada mata pelajaran Mandarin untuk mengukur keberhasilan pembelajaran di sekolah. Faktanya, sekolah-sekolah antusias mengirim wakil dalam lomba yang ada dan sangat menghargai tiap piala yang berhasil bawa pulang untuk perbendaharaan piala di sekolah masing-masing," kata dia ketika dihubungi Harian Jogja, Rabu (10/9).

Salah satu lomba yang baru saja digelar yakni Lomba Mandarin Festival 2019 di Hartono Mall, Minggu (7/4). Ketua Asosiasi Pendidik dan Pengembang Bahasa Mandarin di Indonesia (APPBMI) DPD DIY Lina Indahwati mengatakan lomba tahun ini diikuti 82 peserta.

Ada enam kategori lomba yang digelar yakni kategori sekolah tiga bahasa tingkat SD kelas I-III, SD kelas IV-VI, dan SMP, lalu kategori sekolah nasional tingkat SD kelas I-III, SD kelas IV-VI, dan SMP. Materi Lomba untuk SD adalah membaca puisi, sedangkan SMP terbagi dua sesi, yakni sesi satu pertunjukan seni budaya Tiongkok dan sesi dua pidato. Khusus untuk kategori sekolah tiga bahasa tingkat SMP ada sesi tanya jawab.

"Lomba Bahasa Tionghoa Mandarin Festival ini sudah masuk yang ke-12 kali diselenggarakan. Lomba Mandarin Festival mempunyai misi dan tradisi lomba mengusung tema yang terkait secara budaya atau sastra. Lomba kali ini mengusung tema Tang Chao/Dinasti Tang," kata dia.

Ia mengatakan Dinasti Tang sebagai salah satu sejarah Tiongkok yang mewakili zaman keemasan bagi karya sastra dan seni di Tiongkok kuno. Dinasti Tang merupakan salah satu masa yang sampai sekarang menjadi bahan ajar di sekolah dan buku teks yaitu puisi Tang, dan sejarahnya yang diwakili oleh tokoh-tokoh yang menjadi simbol karya seni dan tokoh pemerintahan yang terkenal.

"Dari tahun ke tahun, pola pelaksanaan lomba ini terus mengalami penyempurnaan, mengikuti perkembangan pembelajaran bahasa Mandarin di sekolah-sekolah. Dan makin terlihat antusias masyarakat pada event ini dengan dilihat makin banyaknya peserta dan makin luasnya sekolah-sekolah bahkan dari luar DIY yang ikut serta," jelas di.

Sekolah luar DIY yang ikut serta yakni Sekolah Tiga Bahasa Puhoa Purwokerto, Sekolah Krista Gracia Klaten, Sekolah Kristen Kalam Kudus Solo, dan Singapore Piaget Academy Sragen. "Sejak Mandarin Festival ke XI, panitia menambahkan piala kostum terbaik. Semoga di tahun-tahun yang akan datang, event ini dapat makin perluas pengaruhnya, dan juga makin diperhatikan oleh para pemerhati pengajaran dan pengembangan bahasa Mandarin di Indonesia pada umumnya, dan di DIY pada khususnya," kata Lina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Mendampingi Anak untuk Merdeka Belajar

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari

News
| Rabu, 01 Mei 2024, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja

Wisata
| Rabu, 01 Mei 2024, 14:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement