Advertisement
Dapil di Gunungkidul Berubah, Sejumlah Partai Kehilangan Kursi Legislatif
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Sejumlah partai politik mulai melakukan analisa terkait dengan hasil dari pelaksanaan Pemilu 2019. Salah satunya menyangkut perubahan daerah pemilihan (dapil) yang berpengaruh terhadap raihan suara dan kursi di DPRD.
Sekretaris DPD Golkar Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan meski belum ada keketapan dari KPU terkait dengan caleg terpilih, namun pihaknya sudah melakukan kalkukasi terkait dengan torehan kursi hasil Pemilu 2019. Menurut dia, capaian kursi yang diperoleh belum sesuai dengan harapan dan malah cenderung menurun, bila dibandingkan dengan hasil di Pemilu 2014. “Pemilu ini hanya dapat lima kursi, atau turun satu kursi dengan hasil yang diraih pemilu lima tahun lalu,” kata Heri kepada Harianjogja.com, Sabtu (4/5/2019).
Advertisement
Menurut dia, menurunnya jumlah kursi yang diperoleh disebabkan beberapa faktor. Salah satunya dipengaruhi adanya perubahan dapil di Gunungkidul. Secara jumlah, memang tidak ada perubahan dibandingkan dengan Pemilu 2014. Namun, dari sisi komposisi kecamatan di dapil mengalami perubahan.
Sebagai contoh, kata Heri, di Pemilu 2014, dapil I terdiri dari tiga kecamatan meliputi Wonosari, Playen dan Semanu. Sedangkan di Pemilu 2019, dipecah karena dapil I hanya terdiri dari Kecamatan Wonosari dan Playen, sementara Semanu tergabung ke dapil IV bersama dengan Kecamatan Tepus, Girisubo dan Rongkop. “Kondisi ini jelas berpengaruh, seharusnya di dapil I bisa dapat dua kursi, tapi realisasinya hanya satu kursi,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Politikus PKS Gunungkidul, Imam Taufik. Menurut dia, perubahan komposisi dapil sangat berpengaruh terhadap raihan kursi partainya. Hal ini terlihat dari raihan kursi, di mana PKS kehilangan kursi di dapil I yang diraih di Pemilu 2014. “Sangat disayangkan karena kursi di dapil I lepas sehingga raihan kursi hanya empat,” kata Imam.
Dia mengungkapkan penyebab kegagalan dikarenakan waktu perubahan dapil yang mepet dengan pemilihan. Hal ini pun berakibat terhadap perubahan pemetaan dan di sisi lain, waktu untuk menjalankan program dan visi misi jadi kurang mendalam. “Kami kehilangan sekitar 3.000 suara karena pindahnya Kecamatan Semanu ke dapil IV sehingga kursi di dapil I terlepas. Jadi, hasil di Pemilu 2019 akan kami jadikan evaluasi untuk menyongsong pelaksanaan Pemilu 2024,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kejagung Bongkar Kasus Korupsi PT Timah Menyeret Harvey Moeis, Ini Komentar Kementerian BUMN
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Penyelundupan Pil Koplo di Lapas Jogja Digagalkan, Kemenkumham DIY
- Rentetan Gempa Bawean Terus Menurun, BMKG Catat Gempa Susulan Mencapai 333 Kali
- BRI Bagikan Paket Sembako dan Santunan bagi Anak Yatim di Jogja
- Polda DIY Siapkan Antisipasi Lalu Lintas Selama Libur Lebaran 2024
- Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Jogja, Kamis 28 Maret 2024
Advertisement
Advertisement