Advertisement

Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat Menjelang Iduladha

Fahmi Ahmad Burhan
Senin, 08 Juli 2019 - 22:27 WIB
Budi Cahyana
Harga Cabai Naik Dua Kali Lipat Menjelang Iduladha Sanijem memilah cabai yang ia jual di Pasar Sentolo Lama, Senin (8/7/2019). - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Harga cabai di pasar tradisional melonjak sampai kisaran Rp50.000 per kilogram. Pedagang menengarai saat menjelang Iduladha biasanya akan ada harga komoditas yang mahal, seperti cabai sekarang ini.

Pedagang sembako di Pasar Sentolo Lama, Sanijem, mengatakan harga cabai mulai merangkak naik selepas Lebaran lalu. Untuk cabai rawit pada Juni lalu harganya masih pada kisaran Rp25.000 per kilogram sedangkan kini harganya menjadi Rp50.000 per kilogram.

Advertisement

Untuk cabai keriting dari Rp20.000 per kilogram kini menjadi Rp35.000 per kilogramnya. “Biasanya tiap tahun kalau mau lebaran haji [Iduladha] mahal,” ujarnya, Senin (8/7/2019). Harga yang melonjak tersebut sudah dari petaninya. Pedagang biasa mendapatkan cabai dari lokal Kulonprogo.

Untuk komoditas lain, harga terpantau menurun. Pedagang sembako lainnya di Pasar Sentolo Lama, Ngatinah, menuturkan harga bawang putih jenis kating kini Rp30.000 per kilogram sedangkan untuk jenis sinco Rp27.000 per kilogram. “Sudah sebulan ini kalau bawang turun. Dulu bisa sampai di atas Rp40.000 per kilogram,” paparnya.

Petani cabai di pesisir Kulonprogo, Dusun Bugel, Desa Bugel, Kecamatan Panjatan, Sukarman, mengaku harga cabai di tingkat petani secara perlahan melonjak sejak panenan pada Mei lalu. Bahkan, permintaan cabai kini tidak hanya dari pasar lokal Kulonprogo saja tetap dari Jakarta dan Pulau Sumatra.

Saat panen cabai pada Mei lalu, harga di kisaran Rp19.000 per kilogram. “Harga terus bagus, dimulainya setelah Lebaran kemarin,” kata Sukarman. Bahkan harga di tingkat petani setelah Lebaran lalu bisa sampai Rp45.000 per kilogram.

Tidak hanya harga yang bagus, kualitas cabai panenan kali ini juga dianggap bagus. Kualitas tersebut dipengaruhi salah satunya oleh Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Saat musim kemarau, OPT cenderung berkurang dibanding saat musim hujan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jelang Lebaran, PLN Hadirkan 40 SPKLU Baru di Jalur Mudik untuk Kenyamanan Pengguna Mobil Listrik

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 11:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement