Advertisement
Memaknai Pesan Tari Sumilaking Wisata Bahari yang Dipentaskan dalam HUT Bantul Ke-188

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Puncak acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Bantul ke-188 digelar dengan upacaya di Lapangan Trirenggo, Bantul, Sabtu (20/7/2019) siang. Upacara yang digelar dengan nuansa adat jawa tersebut dihadiri sekitar seribuan peserta dari pejabat pemerintah hingga masyarakat.
Sebanyak 188 penari dari pelajar hingga mahasiswa turut memeriahkannya melalui tarian kolosal. Tarian kolosal dengan durasi sekitar 20 menit tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir pantai. Tarian tersebut dinamakan Sumilaking Wisata Bahari.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
“Tarian ini membawa pesan kepada semua masyarakat untuk menggelorakan potensi wisata, khususnya wisata bahari,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto, seusai upacara.
Nugroho mengatakana da 188 penari yang terlibat dari pelajar dan mahasiswa, yang disesuaikan dengan HUT Bantul ke-188. Tema tarian tersebut terinspirasi dari visi misi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam program Among Tani Dagang Layar. Wilayah pantai selatan DIY menjadi pintu gerbangnya. “Wisata bahari ini akan menjadi andalan,” ujar Nugroho.
Karena wisata bahari akan menjadi andalan, maka masyarakat dan semua pihak harus bahu membahu mengembangkan pariwisata. Dalam amanat upacara, Sultan HB X juga menyinggung soal pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata yang akan ditempatkan di kawasan Parangtritis sampai Samas. Pemkab Bantul diminta untuk lebih serius memanfaatkannya.
Usai upacara masing-masing kecamatan dan organisasi perangkat daerah (OPD) menampilkan potensinya, mulai dari potensi kesenian dan budaya dan hasil bumi dengan berbagai kreasi. Total ada 26 kelompok masing-masing kelompok bisa 50-200 orang.
Kelompok kirab diawali oleh kelompok musik dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pusaka tombak Kyai Agnya Murni, dan Bergada Paksikaton. Kemudian disusul kelompok dari perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) Bantul, serta perwakilan dari masing-masing kecmatan sebanyak 17 kecamatan, kemudian diakhiri oleh Parisada Hindu.
Rute kirab dari Lapangan Trirenggo hingga Simpang Lima Bejen. Ribuan masyarakat Bantul memadati jalur kirab sehingga arus lalu lintas ditutup untuk kendaraan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement

Misterius! 3 Lumpang Batu Dipercaya Warga Simpan Harta Karun Emas
Advertisement

Wah...Kini Ada Wisata Pasar Kuliner Minggu Pagi di Pakuningratan Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Cerita Delegasi Asal Malaysia Tawarkan Layanan Kesehatan di ATF
- Yang Mau Malam Mingguan, Cek Dahulu Cuaca Jogja Malam Ini!
- Ratusan Investor Global dan Domestik Komitmen Berinvestasi di IKN Nusantara
- Kulonprogo Gelontorkan Rp10 Miliar untuk Bantu Warga dengan Sembako Lokal
- Foto Karya Mahasiswa Dipamerkan di Vredeburg
Advertisement
Advertisement