Advertisement

Memaknai Pesan Tari Sumilaking Wisata Bahari yang Dipentaskan dalam HUT Bantul Ke-188

Ujang Hasanudin
Minggu, 21 Juli 2019 - 10:47 WIB
Nina Atmasari
Memaknai Pesan Tari Sumilaking Wisata Bahari yang Dipentaskan dalam HUT Bantul Ke-188 Salah satu perwakilan dari peserta kirab budaya dari Kecamatan Bantul mengalungkan bunga kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di lapangan Trirenggo, Bantul, Sabtu (20/7/2019). - Harian Jogja/ Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL- Puncak acara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Bantul ke-188 digelar dengan upacaya di Lapangan Trirenggo, Bantul, Sabtu (20/7/2019) siang. Upacara yang digelar dengan nuansa adat jawa tersebut dihadiri sekitar seribuan peserta dari pejabat pemerintah hingga masyarakat.

Sebanyak 188 penari dari pelajar hingga mahasiswa turut memeriahkannya melalui tarian kolosal. Tarian kolosal dengan durasi sekitar 20 menit tersebut menggambarkan kehidupan masyarakat pesisir pantai. Tarian tersebut dinamakan Sumilaking Wisata Bahari.

Advertisement

“Tarian ini membawa pesan kepada semua masyarakat untuk menggelorakan potensi wisata, khususnya wisata bahari,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto, seusai upacara.

Nugroho mengatakana da 188 penari yang terlibat dari pelajar dan mahasiswa, yang disesuaikan dengan HUT Bantul ke-188. Tema tarian tersebut terinspirasi dari visi misi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam program Among Tani Dagang Layar. Wilayah pantai selatan DIY menjadi pintu gerbangnya. “Wisata bahari ini akan menjadi andalan,” ujar Nugroho.

Karena wisata bahari akan menjadi andalan, maka masyarakat dan semua pihak harus bahu membahu mengembangkan pariwisata. Dalam amanat upacara, Sultan HB X juga menyinggung soal pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata yang akan ditempatkan di kawasan Parangtritis sampai Samas. Pemkab Bantul diminta untuk lebih serius memanfaatkannya.

Usai upacara masing-masing kecamatan dan organisasi perangkat daerah (OPD) menampilkan potensinya, mulai dari potensi kesenian dan budaya dan hasil bumi dengan berbagai kreasi. Total ada 26 kelompok masing-masing kelompok bisa 50-200 orang.

Kelompok kirab diawali oleh kelompok musik dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pusaka tombak Kyai Agnya Murni, dan Bergada Paksikaton. Kemudian disusul kelompok dari perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) Bantul, serta perwakilan dari masing-masing kecmatan sebanyak 17 kecamatan, kemudian diakhiri oleh Parisada Hindu.

Rute kirab dari Lapangan Trirenggo hingga Simpang Lima Bejen. Ribuan masyarakat Bantul memadati jalur kirab sehingga arus lalu lintas ditutup untuk kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!

News
| Sabtu, 20 April 2024, 00:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement