Advertisement

Kexin Zhang Gelar Pameran Image, Foreign Land

Kusnul Isti Qomah
Kamis, 08 Agustus 2019 - 11:27 WIB
Mediani Dyah Natalia
Kexin Zhang Gelar Pameran Image, Foreign Land Karya Kexin Zhang dalam pameran Image, Foreign Land-Nomadic Art by Kexin Zhang di Sangkring Art Space, Bantul, 24 Juli-24 November 2019./ Ist - Dok Pribadi Kexin Zhang

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Seniman asal Tiongkok Kezin Zhang kembali menggelar pameran di DIY. Kali ini ia menggelar pameran Image, Foreign Land-Nomadic Art by Kexin Zhang di Sangkring Art Space, Bantul, 24 Juli-24 November 2019. 

Kexin Zhang mengatakan pameran ini merupakan pameran laporan untuk ulang tahun kedua studionya di Indonesia. Ia memiliki studio di Muntilan, Magelang, Jawa Tengah sejak 2017. "Berkreasi di studio di Indonesia selalu memberi saya semangat artistik. Studio ini memiliki halaman dengan beberapa tanaman. Karena sinar matahari dan hujan yang melimpah di Indonesia, vegetasi yang subur menarik banyak reptil dan burung," kata dia melalui surel, Rabu (7/8).

Advertisement

Ia mengatakan studio penuh dengan burung dan bunga pada siang hari dan tokek dengan berbagai warna di malam hari. Keajaiban alam selalu menarik perhatiannya sehingga ia kerap menjelalah alam melalui dunia seni. Ia pun menghabiskan harinya di tengah halaman studio untuk mengamati makhluk hidup, mengumpulkan spesimen, dan membuat catatan," kata dia.

Pada 2 Juni, ia menemukan ngengat kaisar di beranda. Ngengat adalah spesies yang dilindungi, dan jumlahnya langka. Ia pun memutuskan untuk menggunakannya sebagai media untuk ekspresi artistik.

Ia kemudian mulai membuat kreasi instalasi  Creature and Human. Ia menggunakan model jendela sebagai wadah untuk ekspresi artistik, dan membangun altar untuk ngengat kaisar untuk berterima kasih kepada alam atas karunia kemanusiaan.

Kemudian ada instalasi Boat of Life yang merupakan karya barunya. Creature and Human adalah karya pendamping, yang menunjukkan ketergantungan manusia dan alam.  Media kinerja utama dari instalasi Boat of Life adalah perahu.

"Saya sengaja menghindari menggunakan produk yang sudah jadi, saya membuat perahu kayu sendiri.  Proses pembuatan kapal yang sulit ini juga semacam praktik. Perahu adalah alat untuk membawa," kata dia.

 

Akulturasi Budaya

Untuk karya ukiran kayu Dragon Man•Freedom medium yang digunakan adalah balok rumah tua dari abad Tiongkok. Pilihan media telah merefleksikan pemikiran dan metafora dari karya-karya itu. Untuk Centennial Beams•Carving Dragon dipilih pilar-pilar rumah tua muslim Jawa abad itu.  Ia mengukir gambar naga di pilar.

Naga merupakan binatang seperti dewa dalam legenda Tiongkok kuno, dan orang-orang Tiongkok juga menyebut diri mereka "keturunan naga."  Saat ini, Tionghoa Indonesia masih mempertahankan kebiasaan Tarian Naga.

"Saya sering melihat pola naga di jalan-jalan desa Jawa. Di Jawa, naga melambangkan keberuntungan dan secara alami menjadi penghubung antara Tiongkok dan Muslim Jawa, dan menunjukkan konteks manusia yang jelas," terang dia.

Instalasi New Chinatown Porcelain terinspirasi oleh sepasang botol porselen besar di rumah teman-temannya di Tiongkok. Pelayaran yang lancar yang dilukis pada botol porselen memiliki arti simbolik keberuntungan.

Instalasi layang-layang kayu yang baru dibuat adalah peningkatan dari instalasi karya video The Kite miliknya. Karya itu menciptakan kembali Kite Suit yang ia pakai sebagai seni pertunjukan, dan menjadikannya instalasi ukiran kayu tiga dimensi.

Instalasi Nomadic Art dikerjakan dalam berbagai media seperti kayu, spesimen biologis, kait sangkar burung Jawa, kerikil, dan lainnya. Instalasi ini menyoroti tema pameran ini Image, Foreign Land-Nomadic Art by Kexin Zhang.

Guna menyoroti semangat nomaden, ia memberikan penekanan khusus pada faktor fisik tubuh manusia. Kexin Zhang membuat bentuk kaki dua orang dengan kayu. Kakinya terlihat seperti dua rak buku. Segel atas rak buku diukir secara terpisah menjadi rumah kosong dan sangkar burung Jawa.

Rumah itu melambangkan kehidupan nomaden dari dunia pengembaraannya yang mencari rumah spiritual.  Kandang burung Jawa mewakili kehidupan adat muslim Jawa. Dua rak buku diisi dengan hadiah dari alam, alat kreasi seniman, dan sebagainya. "Instalasi Nomadic Art ini merangkum kehidupan seni nomaden internasional dan kontemporer saya yang sudah lama ada, tetapi ini sama sekali bukan niat kreatif tipe batas. Ini hanyalah kursi kehidupan yang dicari oleh seniman kontemporer dalam tantangan dan revolusi yang konstan," jelas dia.

Ia mengaku merancang pameran tunggal ini dalam bentuk panggung.  Pemandangan panggung ini sangat cocok untuk menunjukkan dunia seni yang ia geluti. Panggung terdiri dari tujuh instalasi patung, tujuh lukisan, instalasi fotografi, dan karya lainnya.  Berbagai bentuk seni kontemporer ini menunjukkan seni nomadik Kexin Zhang dalam tiga dimensi. "Orang-orang kontemporer di era Internet tenggelam dalam lingkungan realitas virtual. Namun saya masih bersedia untuk terus menjadi nomad budaya, benar-benar menghadapi alien yang tidak dikenal di depan," jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Prabowo Ingin Membangun Koalisi Kuat

News
| Rabu, 24 April 2024, 09:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement