Advertisement
Tiga Sungai di DIY Tercemar, Ini Indikasinya
Aktivitas penambangan pasir dan batu di Sungai Progo yang terletak disebelah Selatan Dusun Plataran, Minggu (18/8/2019). - Harian Jogja/Yogi Anugrah
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Tiga sungai di di DIY tercemar. Ketiga sungai tersebut adalah Sungai Progo, Sungai Serang, dan Sungai Opak-Oya.
Kepala Bidang Personal dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak (BBWSSO) Sahril mengatakan mengakui ketiga aliran sungai itu kini sudah dalam kondisi tercemar. Kategori pencemarannya, kata dia, sejauh ini sudah mencapai kategori sedang.
Advertisement
Dia menjelaskan pencemaran sungai bisa dideteksi dengan berbagai cara, salah satunya dari reaksi tubuh setelah bermandi di sungai terasa gatal atau tidak. “Jika gatal berarti bisa diduga tercemar, lalu kalau biota di sungai tersebut sudah tidak ada berarti tercemar juga,” kata Sahril ketika ditemui di sela-sela acara seminar tentang sungai yang merupakan rangkaian gelaran Jambore Sungai #4 di Kawasan Laguna Depok, Desa Parangtritis, Kecamatan Bantul, Minggu (25/8).
Menurut dia, banyak ikan sapu-sapu yang sejatinya bukan fauna endemik sungai yang ada di DIY. Itulah sebabnya, dia menyimpulkan daerah aliran sungai di DIY dalam kondisi tidak normal.
“Itu baru yang di DIY, kalau di Indonesia sendiri setidaknya ada 450 daerah aliran sungai. Sekitar 108 di antaranya sudah tercemar dan masuk dalam kategori kritis,” katanya.
Terkait dengan penyebabnya, kata dia, bisa berasal dari berbagai sumber, salah satunya dari wilayah hulu, yakni di Jawa Tengah. “Di sana ada sejumlah pabrik kulit dan tekstil yang tidak mengolah limbahnya dengan baik dan limbah tersebut dibuang ke sungai,” lantjunya.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Komunitas Sungai Yogyakarta (AKSY), Endang Rodjiani mengatakan pencemaran kategori sedang berarti air sungai memang tidak layak untuk minum dan mandi.
“Dari hasil pemantauan kami di sungai yang berada di wilayah Paker, Desa Mulyodadi, Kecamatan Bambanglipuro, Bantul, memang lebih banyak ikan sapu-sapu ketimbang ikan lokal,” ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Jawa Tengah hingga 10 Desember
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Polresta Jogja Ungkap Kronologi Pembunuhan Pria di Wirobrajan
- Sudah Usul, Warga Bantul Mengaku Belum Pernah Terima Bansos Sejak 2014
- Harga Cabai Rawit Merah di Gunungkidul Tembus Rp80 Ribu per Kg
- Yayasan Wreda Sadu Kencana Dorong Pemberdayaan Warga Lansia di Sleman
- JPO Pertama di Kulonprogo, Segera Beroperasi
Advertisement
Advertisement



