Advertisement

Promo November

Hujan di DIY Bersifat Sementara, Musim Hujan Bakal Datang di Bulan November

Hafit Yudi Suprobo
Sabtu, 31 Agustus 2019 - 04:17 WIB
Nina Atmasari
Hujan di DIY Bersifat Sementara, Musim Hujan Bakal Datang di Bulan November Ilustrasi. - Solopos/Nicolous Irawan

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN-- Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Staklim Yogyakarta, Etik Setyaningrum mengatakan masyarakat khususnya petani jangan beranggapan kalau musim yang ada di wilayah DIY sudah memasuki musim hujan karena hujan ringan ini bersifat sementara.

Etik mengatakan, diprakirakan awal musim hujan wilayah di DIY umumnya baru bulan November.

Advertisement

"Diharapkan para petani menyesuaikan pola tanam sesuai dengan iklim kemarau dan awal musim hujan yang diprakirakan mundur 1-2 dasarian, masyarakat juga hendaknya bijak dalam menggunakan air," kata Etik kepada Harianjogja.com, Jumat (30/8/2019).

Madden Julian Osscillation merupakan fenomena gelombang atmosfer (gugusan uap air) yang bergerak merambat dari barat atau Samudera Hindia ke timur dan dapat meningkatkan potensi curah hujan di daerah yang dilaluinya.

Sebelumnya diberitakan, BMKG Staklim Mlati Yogyakarta menyatakan kondisi cuaca DIY yang sejak kemarin dan hari ini per tanggal (26/8/2019) terjadi hujan sangat ringan-ringan. Hal ini disebabkan oleh fenomena MJO (Madden Julian Osscillation) dan belokan angin di atas wilayah DIY.

Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan MJO (Madden Julian Osscillation) merupakan fenomena gelombang atmosfer yang bergerak merambat dari barat Samudera Hindia ke timur dan dapat meningkatkan potensi curah hujan di daerah yang dilaluinya) berada pada kuadran 3 Indian Ocean, yang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di Indonesia.

"Terutama untuk wilayah DIY dengan kekuatan lemah dan cenderung menuju netral. Kemudian adanya belokan angin diatas wilayah DIY," kata Reni.

Petani Kopi

Produksi kopi Merapi utamanya jenis robusta mengalami penurunan produksi. Hal tersebut dinilai wajar karena tiap empat tahun kopi robusta mengalami istirahat produksi.

Ketua Koperasi Kebun Makmur Sleman di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman Sumijo mengatakan jika hal di atas merupakan laporan dari beberapa petani Koperasi Kebun Makmur. "Kalau produksi tetap masih ada tetapi tapi tidak banyak," kata Sumijo kepada Harianjogja.com beberapa waktu lalu.

Sumijo mengatakan, untuk kualitas panen tahun ini masih tetap bagus walau sedang dalam periode musim kemarau. "Panen pas musim kemarau ada sisi positifnya, yaitu memudahkan pengeringan biji kopi," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Sore Ini, Aliansi Bela Palestina Gelar Aksi di Kedubes AS Jakarta

News
| Jum'at, 29 November 2024, 14:47 WIB

Advertisement

alt

Hotel Harper Malioboro Hadirkan Kuliner Lokal Brongkos Daging Jogja

Wisata
| Kamis, 28 November 2024, 16:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement