Advertisement
Folklor Berbagai Daerah Dipentaskan
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Seniman dari 16 negara unjuk kebolehan dalam menampilkan kesenian bermuatan folklor dari negara mereka masing-masing. Begitu pula dengan seniman dalam negeri, juga tak mau kalah menampilkan folklor dari sejumlah daerah.
Tak ayal, gelaran bertajuk Jogja International Folklore Festival 2019 yang digelar di Tebing Breksi, Kecamatan Prambanan, Jumat (13/9/2019) itu pun menyedot perhatian wisatawan. “Kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata [Dispar] DIY ini menampilkan berbagai atraksi kesenian, cerita rakyat, lokakarya, serta pengenalan permainan tradisional kepada para peserta dan penonton,” ujar Asisten Sekda DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan Tri Saktiyana seusai membuka acara tersebut, Jumat.
Advertisement
Beberapa kesenian daerah yang ditampilkan, di antaranya adalah tari angguk, jatilan, tari badui, serta penampilan tarian dan kesenian lain dari beberapa peserta yang ikut dalam acara tersebut. "Acara ini, selain untuk mengenalkan folklore daerah juga sekaligus menjadi ajang silaturahmi berbagai negara berbasis budaya dan ekonomi," kata Tri.
Festival tersebut, kata dia, juga bertujuan untuk menjaga kembali aktivitas seni kerakyatan terdokumentasi dengan baik dan dipelihara serta dinikmati oleh masyarakat. "Acara ini menjadi simbol kebudayaan, kesenian untuk mempererat hubungan antar negara yang sudah terjalin dengan baik. Setelah ini kami berharap kegiatan yang sama juga dilakukan di negara negara lainnya yang mengikuti festival ini," katanya.
Kepala Dispar DIY Singgih Rahardjo mengatakan festival tersebut sengaja digelar di Tebing Breksi agar peserta dan wisatawan juga bisa menikmati keindahan lokasi wisata tersebut berpadu dengan atraksi yang dikemas menarik. "Tentunya acara ini juga akan menjadi media efektif mempromosikan pariwisata di kota Jogja," katanya.
Sejumlah peserta dari luar negara juga menampilkan atraksi seni dari negara masing-masing, seperti misalnya rombongan dari Jepang yang menampilkan tarian tradisional khas Jepang, Bon Odori. Tarian ini merupakan tarian rakyat populer Jepang, memiliki sejarah sejak 600 tahun silam. "Tarian ini biasa ditampilkan saat Festival musim panas (Natsu Matsuri)," kata Souko, salah seorang penari Bon Odori.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- PENINGKATAN KAPASITAS SDM WISATA: Dispar DIY Gelar Pelatihan Penyelenggaraan Event
- Dari Luar Negeri? Jangan Lupa Isi e-CD Jika Turun di YIA
- 576.619 Penumpang Mudik Naik KAI Commuter Wilayah 6 Yogyakarta selama Lebaran 2024
- DPD Golkar Kota Jogja Pastikan Penjaringan Singgih Raharjo Tak Ada Masalah Meski Masih Jadi Pj Wali Kota
- Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Kamis 25 April 2024: Hujan Lebat Sleman dan Gunungkidul
Advertisement
Advertisement