Advertisement

Ini Lho Alasan Kuota Elpiji Bersubsidi di Gunungkidul Layak Ditambah

David Kurniawan
Rabu, 02 Oktober 2019 - 19:12 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Ini Lho Alasan Kuota Elpiji Bersubsidi di Gunungkidul Layak Ditambah Foto ilustrasi. - Bisnis Indonesia/ Nurul Hidayat

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Kuota elpiji kemasan tiga kilogram di Gunungkidul layak ditambah. Hal ini disampaikan oleh Ketua Hiswana Migas DIY, Siswanto, seusai menghadiri rapat koordinasi daerah Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Pemkab Gunungkidul, Rabu (2/10/2019).

Menurut dia, usulan penambahan kuota tidak lepas masih tingginya keluarga miskin di Gunungkidul. Oleh karena itu, penambahan kuota dinilai hal yang wajar karena banyak masyarakat yang masih membutuhkan. “Harga gas bersubsidi masih terjangkau sehingga masyarakat masih banyak yang membutuhkannya,” kata Siswanto kepada wartawan, Rabu.

Advertisement

Dia menjelaskan alasan lain gas kemasan tiga kilogram masih dibutuhkan karena banyaknya sektor usaha kecil menengah yang berkembang. Padahal, menurut Siswanto, sektor ini harus didukung sehingga usaha yang dijalankan dapat terus maju. “Kalau menggunakan gas nonsubsidi sulit karena harganya mahal. Jadi paling pas untuk usaha kecil yang masih menggunakan gas tiga kilogram bersubsidi. Nanti kalau sudah besar, baru berpindah menggunakan gas nonsubsidi,” tuturnya.

Kuota gas kemasan tiga kilogram di Gunungkidul mencapai 11.000-12.000 per harinya. Adapun untuk usulan penambahan kuota masih butuh koordinasi dan pemantauan lapangan guna memastikan kebutuhan yang diperlukan. “Harus dikaji sehingga kuotanya pasti,” katanya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Johan Eko Sudarto, mengatakan jajarannya tidak keberatan apabila kuota elpiji subsidi ditambah. Terlebih, selama ini penyaluran tidak terjadi masalah yang berarti. “Untuk saat ini kuotanya mencapai 370.000 tabung setiap bulan,” katanya.

Menurut dia tugas Disperindag Gunungkidul hanya sebatas pengawasan. Selama ini Disperindag sudah mengawasi termasuk menindak penyalahgunaan gas bersubsidi. “Masih ada pengusaha besar yang menggunakan gas bersubsidi. Saat disidak apabila ditemukan penyalahgunaan maka langsung diganti dengan tabung gas nonsubsidi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kemenkes Buka Pendaftaran Lowongan Nakes untuk 4 Rumah Sakit

News
| Kamis, 25 April 2024, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement