Advertisement
Olifant Mendorong Siswa menjadi Generasi Solver, Ini Cara yang Dipilih

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Olifant High School menjadi salah satu sekolah yang masuk Oxford Model United Nation (OxfordMUN) Singapore yang digagas oleh seorang Professor Oxford University, Erfan Soliman, bekerja sama dengan Worldview dilaksanakan di Suntec City Convention Center Singapura pada Rabu (9/10)–Jumat (11/10) lalu.
Menjadi bagian dari komunitas Internasional yang siap mengambil alih tanggung jawab mengatasi masalah global di masa datang adalah tugas yang diemban oleh para generasi Z yang saat ini sedang belajar di bangku SMP atau SMA. Generasi Z dengan segala kecanggihan dan pemikiran kritisnya perlu memperluas wawasan Internasional dan mengasah kolaborasi mencari solusi atas isu-isu global. Inilah yang menjadi dasar OxfordMUN.
Advertisement
Model United Nation adalah simulasi sidang umum dan sidang komite PBB untuk membahas permasalahan dunia seperti kebijakan negara dalam mengatasi krisis ekonomi serta dampaknya terhadap dunia, regulasi cyptocurrency, efek climate change terhadap migrasi penduduk, water security, sustainable development, perdagangan senjata ilegal, terorisme di dunia digital, regulasi tes hormon atlet Olimpiade sampai pada konflik Somalia ataupun dampak ketegangan di lingkar Arctic terhadap climate change.
OxfordMUN biasanya dilakukan di Inggris dan baru pertama kali ini dilakukan di Asia dengan tajuk OxfordMUN Singapore. Dari sekian ribu sekolah, Olifant High School ternyata termasuk sekolah yang masuk dalam radar panitia OxfordMUN Singapore dan mendapatkan undangan untuk bergabung dalam acara ini.
“Olifant High School memiliki visi yang sama [dengan OxfordMUN] serta siswa-siswinya memiliki keterampilan dasar yang dibutuhkan untuk mengikuti konferensi yang melibatkan 350 delegasi dari 11 negara ini,” ujar Head Of Operation Olifant School yang mendampingi proses persiapan sampai dengan berakhirnya kegiatan OxfordMUN, Dewi Setyorini.
OHS mengirimkan sembilan delegasi tersebar dalam enam komite yaitu komite ekonomi dan finansial (ECOFIN), komite Olimpiade Internasional (IOC), Komite Program Lingkungan Hidup (UNEP), Komite Status Perempuan (CSW), Komite Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata (DISEC), Serta Dewan keamanan PBB (UNCS). Masing-masing delegasi menjadi wakil dari negara lain, bukan negara Indonesia, sehingga tantangan para delegasi ini semakin besar. Riset mendalam mengenai budaya, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, kondisi politik serta mencari tahu kepentingan yang harus dilindungi dari negara tersebut menjadi prioritas. “Tugas mereka adalah melindungi kepentingan negaranya namun sekaligus membentuk koalisi dengan negara lain membuat suatu resolusi bersama menjawab masalah yang dihadapi,”katanya.
Dua bulan persiapan dan tiga hari berproses dalam kegiatan OxfordMUN Singapore, para delegasi OHS ini berlatih mempertajam analytical thinking, critical thinking, collaboration skills, problem solving skills, dan public speaking. Selain itu, berdebat dan berkolaborasi dengan siswa lain dari berbagai negara mengasah toleransi, empati serta meluaskan wawasan para delegasi ini. Networking yang didapatkan dari kegiatan inipun sangat luas dan berguna bagi masa depan mereka
“Para delegasi OHS pulang dengan penuh inspirasi dan ide inovatif dibenak mereka, target mereka selanjutnya adalah membangun komunitas solver salah satunya melalui club MUN di lingkungan sekolah,” ujarnya. (Herlambang Jati Kusumo/*).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Muhammadiyah Dukung Rencana Evakuasi Warga Palestina ke Indonesia
- Tiga Ruko di Banguntapan Dilalap Si Jago Merah, Kerugian Capai Rp500 Juta
- Kaliurang Digunakan Sebagai Merek Anggur, Ini Tanggapan Kanwil Kemenkum DIY
- Produsen Setop Produksi Minuman Beralkohol Kaliurang dan Tarik Semua Produk dari Pasaran
- Kanwil Kemenag DIY Perpanjang Pelunasan Biaya Haji Sampai 25 April
Advertisement