Advertisement

Promo November

BPPTKG: Letusan Merapi Sabtu Pagi Dipicu Akumulasi Gas Vulkanik

Newswire
Sabtu, 09 November 2019 - 12:39 WIB
Nina Atmasari
BPPTKG: Letusan Merapi Sabtu Pagi Dipicu Akumulasi Gas Vulkanik Gunung Merapi mengalami letusan pada Sabtu (9/11/2019) pagi. - Ist/ twitter @BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA- Fenomena awan panas letusan Gunung Merapi pada Sabtu (9/11/2019) pagi kembali dipicu tekanan akumulasi gas vulkanik dari dalam gunung, sama dengan letusan pada 14 Oktober 2019.

"Masih sama penyebabnya, adanya akumulasi gas," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida saat dihubungi, Sabtu.

Advertisement

Meski demikian, menurut Hanik, tekanan akumulasi gas yang memicu awan panas letusan setinggi 1.500 meter pada Sabtu lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Pada 14 Oktober, awan panas letusan Merapi memiliki tinggi kolom 3.000 meter.

Sebelumnya, Hanik menjelaskan bahwa tekanan akumulasi gas muncul seiring berlangsungnya suplai magma Gunung Merapi yang diproduksi secara kontinu. Gas yang terakumulasi di bawah kubah lava dan terlepas secara tiba-tiba, mendobrak kubah lava sehingga runtuh menjadi awan panas.

Diketahui, pasca kejadian tanggal 14 Oktober, volume kubah lava susut hingga 397 meter kubik dari 483 meter kubik. Artinya, berkurang hingga 90 meter kubik.

Terkait adanya perubahan morfologi maupun deformasi akibat awan panas letusan pada Sabtu (9/11/2019) pagi, belum bisa dipastikan. Termasuk perubahan volume kubah lava pasca terjadinya awan panas letusan.

Menurut Hanik, proses pendataan pascaawan panas letusan masih dilakukan oleh BPPTKG.

"Kalau baru meletus begini, kita tidak bisa secara eksak memberi info. Yang jelas itu letusan kecil yang kemungkinan tidak berpengaruh terhadap volume," kata dia.

Sebelumnya, BPPTKG menyebutkan Gunung Merapi mengeluarkan satu kali awan panas letusan dengan tinggi kolom 1.500 meter pada Sabtu (9/11/2019) pagi. Awan panas letusan yang terekam di seismogram pada pukul 06.21 WIB itu memiliki durasi 160 detik dengan amplitudo 65 mm.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan menyebutkan awan panas letusan tersebut belum sampai menimbulkan hujan abu di wilayah Kabupaten Sleman.

"Arah angin ke Barat, tidak ada hujan abu di wilayah Kabupaten Sleman, katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Bawaslu Bakal Terapkan Teknologi Pengawasan Pemungutan Suara di Pilkada 2024

News
| Sabtu, 23 November 2024, 14:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement