Advertisement
Ditjen Paud Siapkan Generasi Digital
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) berkomitmen menyiapkan generasi penerus bangsa agar mampu menghadapi era digital.
Hal itu disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Masyarakat dan Evaluasi Kinerja Pengelolaan Paud dan Dikmas Tahun 2019 pada Minggu (1/12/2019) malam di Sleman.
Advertisement
Seminar tersebut bertajuk Peran Masyarakat dalam Mengakselerasi Produktivitas Bangsa di Era Ekonomi Digital. Direktur Jenderal Paud dan Dikmas Kemendikbud, Harris Iskandar, mengatakan pendidikan berbasis online yang dikembangkan Ditjen Paud dan Dikmas merupakan upaya membangun pemuda agar lebih produktif dan mandiri secara ekonomi, sosial dan budaya.
Upaya ini dilakukan dengan memberikan ruang kepada pemuda, khususnya yang putus sekolah dan dari keluarga tidak mampu melalui perluasan akses piranti digital agar lebih bermanfaat dan meningkatkan nilai pertumbuhan ekonomi.
"Mengoptimalkan sumber daya pemuda yang terdidik adalah mengawal perubahan Indonesia di masa depan," kata Harris Iskandar, Minggu.
Dijelaskan Harris anak-anak putus sekolah dan anak dari keluarga kurang mampu tetap bisa mengenyam pendidikan serta mengembangkan keterampilan melalui pendidikan nonformal berbasis digital. Tujuannya agar wajib belajar selama 12 tahun tercapai.
"Melalui lembaga kursus yang ada bisa belajar keaksaraan serta peningkatan keterampilan," ungkapnya.
Data Ditjen Paud dan Dikmas mencatat, jumlah lembaga kursus berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) yang mempunyai Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) sebanyak 16.926 lembaga kursus dan pelatihan (LKP). Ada 10 jenis keterampilan yang diminati meliputi desain grafis, web aplikasi, digital marketing, teknik otomotif, fesyen desain, tata kecantikan, tata boga, bordir dan sulam, akuntansi serta elektronika.
Ditjen Paud dan Dikmas menyelenggarakan pendidikan digital melalui Massive Open Online Course (MOOC). Melalui kursus daring ini peserta didik di seluruh Indonesia bisa berpartisipasi. Tidak ada pungutan biaya dan dilakukan secara interaktif.
"Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi terbanyak penyelenggara kursus yakni sekitar 2.450, disusul Jawa Timur 2.209, Jawa Tengah 1.501, dan Jakarta 872 LKP," katanya.
Selain itu untuk anak putus sekolah dan anak dari keluarga tidak mampu, Ditjen Paud dan Dikmas melalui Direktorat Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, juga menyelenggarakan pendidikan berbasis online melalui seTARA Daring. Yakni sebuah inovasi layanan pembelajaran pendidikan kesetaraan yang bisa dijadikan pilihan model pembelajaran melalui ruang kelas digital.
"Peserta seTARA tercatat sekitar 592 lembaga dengan 4.549 tutor dan 6.914 peserta didik yang ikut serta," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement