Advertisement
Ratusan Pelari Ikut Gunungkidul Beach Camp and Run, Taklukkan Pantai Lalu Bersantai

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Ratusan runners atau pelari turut meramaikan event sport tourism yang bertajuk 'Gunungkidul Beach Camp and Run 2019' di Pantai Watu Kodok, Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, pada Sabtu (14/12/2019) sore. Para pelari tampak antusias mengikuti kegiatan yang diinisiasi oleh Dinas Pariwisata (Dinpar) Gunungkidul ini.
Para pelari mulai berdatangan sejak pukul 13.00 WIB, yang mana sedianya start dimulai pukul 15.00 WIB. Peserta berasal dari berbagai kalangan, tua maupun muda, mulai dari umur 8 tahun hingga lanjut usia semua meramaikan event lari yang pertama kali digelar oleh Dinpar Gunungkidul tersebut.
Advertisement
Para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Medan, Lampung, Kalimantan, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga Makassar disuguhi dengan keindahan belasan pantai di Gunungkidul mulai dari pantai Watu Kodok yang merupakan start awal, menuju pantai Drini, mercusuar Baron, pantai Mbuluk, pantai Ngrawe, pantai Kukup, pantai Lolang dan beberapa pantai lainnya.
Beberapa pelari mencatatkan waktu tercepat yakni tidak kurang dari 26.22 detik sudah berhasil menaklukkan medan yang diberikan oleh panitia di kategori 5 kilometer. Pelari asal NTB, Anhar, 25, berhasil mencatatkan waktu tercepat tersebut. Tak hanya berlari, Anhar pun cukup menikmati medan yang ada, mulai dari tanjakan, turunan, belokan, jalur berpasir hingga view yang indah.
"Treknya [medannya] bagus, lumayan sulit juga tetapi bisa saya jalani dengan baik, tak kalah indah pun pemandangannya yang keren dengan berlari view pesisir pantai," ujarnya.
Tak hanya orang dewasa, pelari anak bernama Nafisa Naila Irawan, 8, asal Semarang ini pula berhasil menaklukkan medan di kategori 5 kilometer. Nafisa tak sendiri, ia didampingi oleh ibu dan ayahnya yang juga ikut di kategori yang sama. Dirinya mendapatkan pemandangan yang tak biasanya saat ikut berlari di event GBCR 2019 kali ini.
"Ini sudah kegiatan lari yang kedua kalinya, tapi ini yang paling bagus. Untuk persiapan biasa saja, karena sibuk sekolah dan les, jadi tidak sempat persiapan. Pemandangannya bagus dan indah," kata Nafisah yang didampingi ibunya, Wuri Wulan, 36.
Ia berharap event seperti ini bisa terus terselenggara, sehingga bisa menjadi daya tarik wisatawan yang dari jauh untuk berkunjung. "Saya baru tahu kalau ada trek lari yang memiliki view yang sangat indah ini, lari dengan pemandangan pesisir pantai," ujarnya.
Usai berlari, para peserta yang terdaftar sebanyak 330 orang lantas menikmati pemandangan sore hari di pantai Watu Kodok. Dengan suasana sejuk dan tenang, mereka menghabiskan waktu dengan bercengkrama dengan pelari lainnya ditengah suara deburan ombak Pantai Selatan Jawa.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asty Wijayanti mengungkapkan sport tourism dinilai mampu mengangkat jumlah kunjungan wisatawan di wilayah pantai, salah satunya dengan cara berlari. Para pelari bisa menikmati pantai dengan cara yang berbeda. Usai berlari, saat malam hari, Dinpar kembali mengajak para pelari untuk bersantai dengan dinner bersama Bupati Badingah dan Forkopimda Gunungkidul. Dinpar telah menyediakan tenda untuk bermalam bagi ratusan pelari yang ikut dalam kategori Run and Camp.
"Para pelari ini kita ajak untuk berkeliling dengan menikmati pantai yang ada di Gunungkidul dan menikmati suasana sore hari dengan cara berlari dan malam hari kita dinner bersama," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Digelontor Rp750 Juta, Performa Persia Karanganyar Belum Sesuai HarapanĀ
- Tak Modal Uang & Partai, Anies Baswedan Sebut Diamanati Jadi Capres 2024
- Moeldoko Tuding Ada Motif Politik di Balik Pernyataan Agus Rahardjo ke Jokowi
- Penerima Kartu Prakerja Solo Tahun Ini capai 28.000, Pendaftar Hampir 100.000
Berita Pilihan
Advertisement

2 Jam Diperiksa Dewas KPK, Firli Pilih Bungkam di Depan Wartawan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Alternatif ke Gunungkidul Dibuka saat Nataru, Tanpa Lewat Tanjakan Piyungan-Patuk
- Sempat Dianggap Hama, Bunga Amarilis Patuk Kini Jadi Primadona Wisatawan
- Tanggapi Video Ade Armando, DPRD DIY : Rendahkan dan Lukai Rakyat Jogja
- 17 Perusahaan di Kota Jogja Komitmen Penuhi Hak Anak
- Jadwal KRL Jogja Solo, 5 Desember 2023 dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement