Advertisement

Kota Jogja Penyumbang Sampah Paling Banyak saat Musim Liburan Akhir Tahun

Ujang Hasanudin
Minggu, 05 Januari 2020 - 03:37 WIB
Bhekti Suryani
Kota Jogja Penyumbang Sampah Paling Banyak saat Musim Liburan Akhir Tahun Seorang pemulung tengah memilah sampah di TPST Piyungan beberapa waktu lalu. - Harian Jogja/ Nur Uswatun Khasanah (M123)

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL-Pada musim libut Natal dan Tahun Baru 2020, volume sampah di DIY melonjak drastis. Kota Jogja masih menjadi penyumbang sampah terbesar.

Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan Dinas Lingkungan hidup dan Kehutanan DIY, Fauzan Umar, mengatakan volume sampah yang masuk TPST Piyungan selama Desember lalu meningkat drastis dibanding bulan-bulan sebelumnya. Ia mencatat volume sampah selama Desember mencapai 18.851 ton. Sementara pada November volume sampah yang dibuang ke TPST Piyungan 16.767 ton. Kenaikannya mencapai 2.083 ton atau 12,43%.

Advertisement

Volume sampah pada Desember lalu terbanyak dari wilayah Jogja sebanyak 9.467 ton, disusul Sleman 6.413 ton, dan Bantul 2.977 ton. Sementara kenaikan perhari tertinggi Sleman mencapai 30,11 ton, kemudian Jogja 24,29 ton, dan Bantul 12,83 ton.

Fauzan tidak menampik adanya keterbatasan daya tampung TPST Piyungan. Pihaknya berencana untuk kerjasama dengan swasta untuk mengelola TPST Piyungan melalui skema Kerjasama Pemerintah dan badan Usaha (KPBU).

“Tapi ini masih dalam proses. Diperkirakan 2023 baru bisa beroperasi kerjasama pemerintah dan badan usaha itu. Sekarang proses perencanaan konsultan. Saat ini konsultan baru mendesain bagaimana tekhnologi maupun metodologi pelaksanaan nantinya. Masih tahap perencanaan masih jangka panjang,” kata Fauzan kepada wartawan, pekan lalu.

Ia mengatakan sebenarnya sudah ada dermaga untuk pembuangan sampah, namun terkadang pembuangan sampah tidak sampai ke tengah. Hal itulah yang membuat terjadinya antrean kendaraan, sehingga harus menunggu alat berat mendorong tumpukan sampah sampai ke tengah

Namun pihaknya juga tidak memungkiri keterbatasan alat berat, “Yang menjadikan antrian, yaitu terbatasnya alat berat yang bisa untuk meratakan sampah. Buldoser hanya dua unit. Satu berada di dermaga utara dan selatan. Eksavator hanya ada satu unit digunakan untuk mobil swasta yang tidak dilengkapi dengan truk dam. Berbeda dengan adanya dam truk yang langsung bisa di bongkar,” ujar Fauzan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement