Advertisement

Pembina Pramuka dari Gunungkidul Ajarkan Tepuk Tangan Kafir No, Kwarcab Kota Jogja Kecolongan

Lugas Subarkah
Senin, 13 Januari 2020 - 15:37 WIB
Budi Cahyana
Pembina Pramuka dari Gunungkidul Ajarkan Tepuk Tangan Kafir No, Kwarcab Kota Jogja Kecolongan Lambang Pramuka - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Seorang pembina Pramuka dari Gunungkidul mengajarkan tepuk dengan kata kafir no di akhir tepuk saat memberikan pelatihan di sebuah sekolah dasar di Kota Jogja pada Jumat (10/1/2020). Pembina tersebut akhirnya minta maaf setelah salah satu wali murid memprotes.

Wali murid ini menceritakan ia sedang menunggu putranya yang belum keluar kelas di SD Timuran, Prawirotaman, Kota Jogja. Saat itu, ia melihat praktik Pramuka dengan peserta murid di atas kelas anaknya. “Awalnya semua bernyanyi normal, lalu tiba-tiba ada pembina putri masuk dan mengajak anak-anak tepuk tangan,” katanya, Senin (13/1/2020).

Advertisement

Masalahnya, di akhir teput tangan, pembina Pramuka tersebut mengajarkan kata-kata kafir no.

Setelah mendengar perkataan itu, pembina tersebut menyampaikan keberatan kepada pembina senior. Menurut dia, hal ini mencemari kebinekaan Pramuka. Pembina senior itu pun langsung minta maaf dan berjanji akan menyelesaikan persoalan dengan pembina yang mengajarkan tepuk tangan kafir no.

Si wali murid yang enggan disebutkan identitasnya tersebut mengatakan insiden ini tidak ada kaitannya dengan sekolah. Kegiatan pramuka siang itu, kata dia, diadakan Kwarcab Kota Jogja. Ia menilai sekolah sejauh ini cukup terbuka dan menghormati keberagaman.

Kepala SD Timuran, Prawirotaman, Esty, menjelaskan insiden itu terjadi di luar pengawasannya. Kegiatan pramuka pada Jumat (10/1/2020) merupakan kegiatan dari Kwarcab Kota Jogja. “Sekolah kami hanya ketempatan,” ujarnya.

Sekolah yang dia pimpin adalah sekolah umum sehingga pengurus Pramuka tidak pernah mengajarkan tepuk tangan rasis tersebut kepada para siswa. “Kami baru tahu kalau ada insiden ini, kami akan klarifikasi ke Kwarcab,” kata dia.

Ketua Kwarcab Kota Jogja, Heroe Poerwadi, mengatakan kegiatan Pramuka di SD Timuran merupakan Kursus Mahir Lanjut (KML) Kwarcab Kota Jogja, dengan peserta pembina dari berbagai daerah di sekitar DIY.

“Pembina yang mengajarkan tepuk itu [kafir no] peserta dari Gunungkidul,” katanya.

Menurutnya, jika mengacu pada materi yang diajarkan, sebenarnya tidak ada ajaran tepuk tangan tersebut.

“Hal itu terjadi atas spontanitas pembina.”

Setelah mendapat laporan dari wali murid, Kwarcab Kota Jogja langsung minta maaf dan mengklarifikasi kalau tepuk tersebut tidak ada dalam Pramuka.

Kwarcab Kota Jogja akan memanggil pembina dan panitia yang berkaitan dengan kegiatan itu. “Akan diluruskan apa yang keliru, juga apa konsekuensinya,” ujarnya.

Guna mengantisipasi hal serupa, Kwarcab Kota Jogja akan lebih menekankan materi apa saja yang boleh dan tidak boleh diajarkan dalam konteks kepramukaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines yang Tewaskan 39 Orang Disebut Jatuh karena Ditembak

News
| Jum'at, 27 Desember 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal

Wisata
| Rabu, 25 Desember 2024, 17:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement