Kotabaru Bakal Jadi Pesaing Malioboro
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kotabaru Jogja digadang-gadang sebagai kawasan wisata alternatif yang bisa memecah keramaian Malioboro.
Lurah Kotabaru, Supardi, mengatakan wilayah tersebut memiliki daya tarik wisata khususnya sejarah. Ini akan menjadi branding Kotabaru yang akan diangkat ke publik. Seperti peristiwa bersejarah Serangan Kotabaru di Kompi Kotabaru yang diperingati setiap 7 Oktober. Begitu pula Masjid Syuhada, Gereja HKBP dan Gereja Kotabaru yang memiliki sejarah panjang.
Advertisement
Ia juga menuturkan di Kotabaru memiliki potensi wisata berbasis masyarakat, yakni Festival Kampung Lampion yang digelar di RW 18. Di festival tersebut, kampung dihias sedemikian rupa dengan cat dan lampion, lengkap dengan sejumlah spot swafoto.
“Festival ini juga didukung berbagai gelaran seni dari warga,” katanya, Sabtu (18/1/2020).
Pada Musyawarah Rencana Pembangunan Kelurahan (Musrenbangkel) Kotabaru 2020, wisata menjadi salah satu fokus pembangunan selain pemberdayaan masyarakat dan fasilitas umum.
Dengan total anggaran sebesar Rp783 juta, ada empat prioritas program, meliputi peningkatann keterampilan, pengetahuan dan kesehatan masyarakat; melestarikan budaya yang berkembang di masyarakat; mendorong peran masyarakat dalam mendukung Kota Jogja sebagai kota wisata yang berbudaya; serta menciptakan kawasan pancatertib.
“Sinergi dengan Pemkot Jogja dalam peningkatan infrastruktur dan perekonomian berbasis pariwisata untuk kesejahteraan masyarakat. Salah satu program yang akan dijalankan untuk pariwisata ini adalah pelatihan pemandu wisata bagi warga Kotabaru,” kata dia.
Di sektor pemberdayaan masyarakat, pihaknya melanjutkan program Pemkot yang telah terlaksana pada 2019, seperti kampung sayur dan lele cendol.
“Kampung sayur semakin terasa manfaatnya seperti sekarang saat harga cabai naik. Lele cendol kami kembangkan yang tahun lalu baru ada 14 kolam, menjadi 48 kolam,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi, mengatakan Kotabaru merupakan pengembangan kawasan cagar budaya. “Akan kami kembangkan menjadi kawasan alternatif di luar Malioboro. Sehingga dalam Musrenbangkel ini masyarakat juga bisa menyesuaikan perkembangan kawasan Kotabaru,” katanya.
Ia melihat Kotabaru memiliki banyak nilai sejarah. Namun banyak orang yang belum tahu hal tersebut. “Syukur-syukur ada diorama yang memberi penguatan sejarah Kotabaru. Pengembangan tradisi dan budaya yang sudah dimunculkan juga harus dikembangkan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement