Advertisement
Panen Gurita, Nelayan di Pantai Nampu Terkendala Es Batu
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Nelayan di Pantai Nampu, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, kini sangat bahagia. Pasalnya, selama beberapa bulan terakhir hasil tangkapan gurita cukup melimpah. Meski demikian, nelayan mengeluhkan sulitnya memperoleh balok es untuk mengawetkan hasil tangkapan.
Anung, 25, salah satu nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Nampu, menuturkan pada Januari ini hasil tangkapan cukup memuaskan. Setiap nelayan, mampu memperoleh hasil tangkapan hingga 40 kilogram (kg) per hari.
Advertisement
"Biasanya hasil tangkapan kembali normal di awal Februari dan naik lagi mulai September. Kalau saat ini setiap nelayan rata-rata mampu membawa hasil tangkapan hingga 40 kilogram," kata Anung saat ditemui Harian Jogja di sela-sela mengangkut dan mengemas gurita, Selasa (21/1/2020).
Hasil tangkapan gurita tersebut dijual kepada para pengepul atau warga yang datang dengan harga Rp40.000 sampai Rp50.000 per kilogram tergantung ukuran.
Selain terkendala cuaca buruk yang kerap datang sebelum hujan turun, nelayan yang berada di tengah laut juga kesulitan berkomunikasi dengan nelayan lain yang berada di darat. Hal ini penting untuk menginformasikan hasil tangkapan. "Nelayan yang berada di darat harus bersiap nelayan yang mendarat karena harus menyiapkan es batu dan tempat penyimpanan," kata Anung.
Kendala utama yang selama ini dihadapi nelayan yakni kurangnya ketersediaan es batu. Anung menuturkan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan para nelayan di Nampu sangat bergantung pada ketersediaan es batu. Namun lantaran tak ada es batu balok, nelayan hanya mengandalkan es plastik dengan jumlah yang sangat minim.
"Es plastik sangat mahal, uang Rp200.000 hanya bisa untuk membeli es sekali pakai, jadi tidak ada sisa. Kalau es balok dengan harga yang sama bisa memperoleh es cukup banyak," ujarnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan nelayan lainnya, Sugiana, 42. Menurutnya, es balok yang biasa digunakan para nelayan kualitasnya sangat bagus ketimbang es plastik. “Dinginnya stabil dan mampu bertahan dalam waktu yang cukup lama, sehingga kualitas hasil tangkapan yang dibekukan tidak rusak dan kualitasnya terjaga sampai di tangan konsumen," ujarnya.
Akses untuk mendapatkan es balok diakuinya cukup jauh yakni di wilayah Pantai Baron atau Pantai Sadeng. Para nelayan harus rela membeli es balok yang belum tentu kebagian dari nelayan lainnya. Menurut dia, ketersediaan es balok di dua wilayah tersebut juga belum mencukupi untuk seluruh nelayan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Lengkap KRL Jogja Solo dan KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 26 April 2024
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024
- Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini
- Jadwal Pemadaman Jaringan Listrik di Kota Jogja Hari Ini, Cek Lokasi Terdampak di Sini
- Jadwal Bus Damri Hari Ini, Cek Lokasi dan Tarifnya di Jogja
Advertisement
Advertisement