Advertisement

Pertahankan Tradisi, Budaya Makan Bersama di Pondok Pesantren Tetap Berjalan

Muhammad Nadhir Attamimi
Jum'at, 13 Maret 2020 - 22:17 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Pertahankan Tradisi, Budaya Makan Bersama di Pondok Pesantren Tetap Berjalan Sejumlah santri di Ponpes Al I'tisham Wonosari berkumpul seusai makan bersama di komplek asrama, Jumat (13/3/2020). - Harian Jogja/Muhammad Nadhir Attamimi

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Salah satu tradisi yang sampai saat masih ini dipertahankan oleh warga Pondok Pesantren (Ponpes) yakni budaya makan bersama. Merebaknya virus Corona (Covid-19) tak membuat budaya tersebut dihentikan. Tradisi ini juga masih digelar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al I’tisham Wonosari.

Asisten Pengasuh Ponpes Al I’tisham Wonosari, Muhammad, mengungkapkan budaya makan bersama masih dijalankan oleh para santri. "Makan bersama itu sudah menjadi tradisi dari dulu," kata Muhammad saat ditemui Harian Jogja, Jumat (13/3/2020).

Advertisement

Menurut dia, tradisi makan bersama di pesantren cukup sulit untuk dihilangkan. Sebab, selain merupakan tradisi yang sudah lama dijalankan, makan bersama merupakan sunnah Rasulullah SAW dan para santri senang melakukannya.

"Rasulullah berkata, kalau kamu punya jatah makan satu, maka panggil satu orang karena itu untuk dua orang, kalau jatah makan dua itu berarti tambah satu orang lagi," ujarnya.

Bahkan, pengurus telah beberapa kali menganjurkan para santri untuk makan di piring dengan menyediakannya langsung, namun santri enggan menggunakannya.

Menurut Muhammad, pengelola ponpes selalu mengimbau kepada para santri untuk mencegah penyebaran Covid-19 dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih, wajib mandi pagi dan sore, hingga aktif mencuci tangan dalam berkegiatan terutama saat bersiap makan bersama.

Hal serupa juga dilakukan di Ponpes Al-Qur'aniyy Ngunut, Playen. Selain tetap menggelar tradisi makan bersama, ponpes ini juga tetap mempertahankan budaya bersalaman seusai salat. Pengasuh Ponpes Al-Qur'aniyy, Muhammad Thohari, mengungkapkan penyebaran Corona tak perlu dibesar-besarkan sehingga membuat masyarakat takut. "Enggak ada masalah dengan makan bersama, saya kira enggak usah berlebihan, seperti bersalaman dengan orang itu enggak usah berlebihan, bersalaman kan menjaga kerukunan, kedamaian dan sumber pahala," katanya.

Menurut Thohari ada dua cara untuk menghadapi kasus tersebut. Pertama dan yang utama berpasrah diri kepada Sang Maha Pencipta, dimana penyakit itu berasal. Kedua, bagaimana sikap kita bersama menanggulanginya dengan cara hidup sehat dan bersih. "Asal berserah diri dan melakukan perbuatan positif dengan menjaga hidup sehat, Insyaallah akan dilindungi, karena nikmat dan musibah datang dari Allah," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dua Kapal Wisata tenggelam di China, Tiga Orang Tewas dan 14 Hilang

News
| Senin, 05 Mei 2025, 10:07 WIB

Advertisement

alt

Asyiknya Interaksi Langsung dengan Hewan di Kampung Satwa Kedung Banteng

Wisata
| Minggu, 27 April 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement