Advertisement

Balai PMD Kemendagri di Kalasan Jadi Lokasi Karantina

Abdul Hamied Razak
Kamis, 09 April 2020 - 07:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Balai PMD Kemendagri di Kalasan Jadi Lokasi Karantina Ilustrasi. - freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Selain Asrama Haji Jogja, Pemkab Sleman menyiapkan balai Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Tirtomartani, Kalasan. Gedung ini nantinya akan digunakan untuk karantina warga perantau dan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang mudik.

Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Hardo Kiswoyo menjelaskan keputusan menggunakan gedung tersebut diambil setelah upaya Pemkab untuk meminjam Gedung Youth Center di Kebon Agung, Tlogoadi, Mlati, kandas. Pasalnya lokasi tersebut masih digunakan untuk kantor sementara Inspektorat DIY.

Advertisement

"Karena itulah kami meminjam Gedung PMD Kemendagri. Saat ini kami siapkan segala fasilitas di sana untuk kepentingan karantina," katanya, Rabu (8/4/2020).

Jika ada pemudik atau OTG yang membutuhkan karantina, Pemkab akan menampung di Wisma Sembada di Kaliurang, Pakem. Mereka akan dipindahkan jika seluruh fasilitas yang disiapkan di balai PMD selesai.

"Kami menyiapkan tempat karantina ini untuk antisipasi jika nanti ada penolakan warga perantau yang mudik. Kami berharap tidak ada penolakan, artinya warga menerima pemudik kembali," katanya.

Meski sudah menyiapkan tempat penampungan dan karantina pemudik dan OTG, Hardo tetap berharap agar warga Sleman di luar daerah tidak memaksakan diri mudik. "Kalaupun sudah terlanjur tiba di Sleman, maka harus mengikuti protokol yang sudah ditetapkan oleh Bupati," katanya.

Dia juga meminta agar warga tetap mendata pemudik atau pendatang yang baru tiba di lingkungannya dan melaporkannya ke pengurus RT untuk diteruskan kepada desa ataupun gugus tugas penangganan Covid-19 desa. "Masyarakat tetap harus mematuhi imbauan pemerintah, seperti physical ditancing untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19," katanya.

Adapun persiapan lokasi karantina di Asrama Haji Jogja, kata Hardo, sudah tidak ada masalah lagi. Lokasi tersebut siap menerima orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pemantauan (PDP) yang sudah sembuh tetapi masih ditolak warga karena khawatir tertular virus Covid-19.

Sebelumnya,Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag DIY, Sigit Warsito menjelaskan Gedung Musdalifah yang disiapkan untuk lokasi karantina memiliki 32 kamar. Rinciannya, 26 kamar standar dengan dua bed dan enam kamar VIP yang bisa digunakan untuk satu bed. Jika gedung Musdalifah sudah penuh, katanya, Kemenag juga menyiapkan gedung Madinah dan Mekkah untuk lokasi karantina.

"Secara keseluruhan, asrama haji memiliki 268 kamar. Selain untuk ODP/PDP yang sudah dinyatakan sembuh, direncanakan juga asrama haji digunakan untuk penginapan paramedis yang juga tidak bisa pulang ke rumah," katanya.

Kemenag DIY hanya menyediakan tempat dan sesuai arahan Tim Gugus Tugas Covid-19 Sleman. Setiap kamar maupun ruang isolasi dibersihkan dari benda-benda yang dimungkinkan bisa menjadi tempat virus. "Kami hanya menyediakan lokasi katantina dan petugas. Ada enam security dan dua cleaning service. Nanti jumlahnya bisa menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement