Advertisement
Warga Satu Dusun di Maguwoharjo Sleman Kembalikan Bansos Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Komisi A DPRD DIY mendesak evaluasi data penerima bantuan sosial (bansos) terdampak Covid-19. Sebab, banyak penerima bansos yang tumpang tindih. Beberapa warga sadar dengan masalah ini dan ramai-ramai mengembalikan bansos.
Kepala Seksi Pelayanan Pemdes Condongcatur Depok, Al Thouvik Sofi Salam, mengatakan ada satu keluarga yang terdaftar menerima bansos dari jalur berbeda, yakni Bantuan Sembako Pangan (BSP), Bantuan Sosial Tunai (BST), BST Tambahan, maupun BST Provinsi.
Advertisement
"Ada kasus satu keluarga dapat, suami, istri dan anaknya, tiga-tiganya terdaftar sebagai penerima Bansos," katanya saat menerima kunjungan Komisi A DPRD DIY, Kamis (4/6/2020).
Ia tidak mengetahui bagaimana bisa terjadi dobel data. Kasus itu diketahui setelah undangan penerima bansos disebar sebelum Lebaran kemarin. "Untuk bantuan BLT Dana Desa, kami sudah lakukan verifikasi tidak ada yang dobel data. Sebab kebijakan kami satu KK hanya menerima satu jenis bantuan," katanya.
Menurut Thouvik, tumpang tindih data berdampak pada nominal yang diterima keluarga. "Jadi penerima BSP regular juga menerima BSP Provinsi. Kalau sebelumnya dapat Rp1,8 juta dari provinsi selama tiga bulan maka mereka dalam sembilan bulan ke depan akan menerima secara reguler BSP dari Kemensos," jelasnya.
Kekisruhan data penerima Bansos Covid-19 tersebut diakui oleh pendamping PKH Depok Indriatna Yovita. Menurutnya terjadi tumpang tindih penerima bantuan peserta PKH, BST Provinsi, BSP Tambahan Kemensos. Beruntung, katanya, masih banyak warga yang menolak menerima bantuan BSP dari Provinsi.
Bahkan, ujar Yovita, mayoritas warga satu dusun di Maguwoharjo mengembalikan bansos. Dari 37 kepala keluarga (KK) penerima BST Provinsi, 35 KK menolak dan mengembalikannya. Saat ini dana tersebut masih mengendap di rekening masing-masing penerima.
"Untuk Kecamatan Depok ada sekitar 200 KK yang menolak menerima BST dari provinsi. Sebab mereka sudah menerima bantuan dari PKH dan BSP Kemensos," katanya.
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto mengatakan hasil pemantauan dana desa dan bansos penanganan Covid-19 tersebut akan dibahas dengan Pemda DIY. Dewan akan mendesak Pemda agar segera melakukan penelitian dan evaluasi data penerima Bansos. "Terutama bansos dari APBD DIY. Masih ada waktu untuk melakukan perubahan data sebelum bantuan tahap kedua disalurkan," katanya
Eko mencatat, jumlah bansos Covid-19 yang disediakan dari dana desa se-DIY sebesar Rp144 miliar dengan sasaran 80.201 KK. Adapun bansos Provinsi DIY tercatat sebesar Rp233 miliar untuk 169.383 penerima dan bansos kabupaten/kota sebesar Rp157 miliar. "Nah di Sleman, penerima bantuan Pemda DIY ternyata ada yang sudah meninggal dunia atau pindah tempat. Ini jelas perlu penelitian dan datanya harus dibuka ke publik. Yang sudah menerima berapa dan yang belum menerima berapa? Yang meninggal dananya kemana?" kata Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Targetkan Bangun 120 Kilometer Jalan Desa Setiap Tahun
- Gunungkidul Raup Rp214 Juta dalam 2 Hari Kunjungan Wisatawan, Destinasi Pantai Tetap Jadi Favorit
- Catat! Ini Jalur Trans Jogja, Melewati Tempat Wisata, Rumah Sakit dan Kampus
- Di Kulonprogo, Ditemukan Banyak Calon Penerima BSU Rekeningnya Tidak Aktif
- Top Ten News Harianjogja.com Senin 30 Juni 2025: Kunjungan Wisatawan, Impor Sapi hingga Muhammadiyah Bencana Buka Bank Syariah
Advertisement
Advertisement