Advertisement

Kisah Remaja Gunungkidul Bernama Dita Leni Ravia: Satu-satunya Murid Perempuan di Kelas Otomotif SMK

Hery Setiawan (ST18)
Rabu, 08 Juli 2020 - 12:57 WIB
Budi Cahyana
Kisah Remaja Gunungkidul Bernama Dita Leni Ravia: Satu-satunya Murid Perempuan di Kelas Otomotif SMK Dita Leni Ravia saat ditemui di rumahnya, Selasa (7/7/2020)-Harian Jogja - Hery Setiawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Seorang remaja asal Gunungkidul bernama Dita Leni Ravia, 17, mendadak viral. Namanya terbilang unik karena dalam bahasa Indonesia ditaleni berarti diikat dan ravia berarti tali rafia. Dengan demikian namanya berarti diikat tali rafia.

Dita, sapaannya adalah putri pertama dari pasangan Suro, 45 dan Emy, 39. Dita lahir pada 5 September 2002. Dia punya adik laki-laki yang baru saja duduk di bangku SD. Mereka sekeluarga tinggal di Dusun Widoro, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Saat ini, Dita berstatus sebagai pelajar kelas 3 di SMK N 1 Saptosari jurusan otomotif.

Advertisement

BACA JUGA: Kisah Hasan Merkids, Dulu Preman Jogja Tanpa Belas Kasihan, Kini Berbuat Kebaikan Tanpa Batas

“Sebenarnya dari dulu banyak yang bilang nama saya unik. Orang-orang sekitar sini sudah pada tahu. Baru sekarang saja viral,” ujar Dita ketika ditemui Harian Jogja, Selasa (7/7/2020).

Berkat namanya yang unik, ia pun mendadak terkenal. Ia juga mengaku tak keberatan dengan pemaknaan “diikat tali rafia” oleh orang-orang.

Ketika ditanyai bagaimana kehidupannya di sekolah, Dita mengatakan teman-temannya terbilang suportif. Dita adalah satu-satunya perempuan di antara teman sekelasnya yang semuanya laki-laki. Ia sama sekali tidak mendapat tindakan usil lantaran namanya itu. Ia justru bersyukur karena namanya bisa viral. “Saya malah bersyukur sama nama itu karena bisa mengharumkan nama sekolah dan orang tua juga,” katanya.

BACA JUGA: Tol Solo-Jogja-Bawen Jalan Terus, Begini Perkembangan Terbarunya

Kendati begitu, nama Dita Leni Ravia masih sering dipertanyakan keasliannya. Banyak yang mengira nama tersebut terkesan bercanda dan main-main. Seperti saat mendaftar sekolah atau pergi ke puskesmas. Petugas setempat harus menanyakan ulang kebenaran nama tersebut.

Tak terkecuali, di media sosial. Banyak orang yang sering mempertanyakan kebenaran namanya. Bahkan, kata Dita, ada yang sempat mengejek namanya. Dita pun memilih tidak menghiraukan respons negatif itu. Toh, menurutnya, nama adalah pemberian orang tua yang patut disyukuri.

“Ya kadang ada saja yang komentar aneh-aneh di Instagram. Saya biarin aja,” ujar remaja yang bercita-cita sebagai pramugari tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ribuan Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat Ikuti Pelatihan di di Australia

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement