USD Tambah Dua Guru Besar
Advertisement
Harianjogjaa.com, DEPOK - Universitas Sanata Dharma (USD) menambah dua guru besar baru setelah keduanya memperoleh surat keputusan (SK) penetapan guru besar dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V. Penyerahan SK ini dilakukan secara langsung di Ruang Seminar Driyarkara, Auditorium USD pada Rabu (22/7/2020).
Meski diselenggarakan secara langsung, acara ini berlangsung dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti menjaga jarak antar tamu undangan dan wajib pakai masker. Seremoni ini juga disiarkan via YouTube USD untuk disaksikan secara luas bagi warga kampus.
Advertisement
Dalam kesempatan ini, USD menambah dua guru besar dari bidang humaniora dan sains. Keduanya adalah Prof. Novita Dewi, M.S., M.A. (Hons.), Ph.D. yang dikukuhkan sebagai guru besar di bidang sastra serta Prof. Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. sebagai guru besar di bidang ilmu analisis farmasi dan kimia medisinal.
Rektor USD, Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. menuturkan dua guru besar ini menambah deretan guru besar yang sudah ada di USD. "Baru ada 10 profesor di USD, lalu hari ini ditambah dua profesor baru. Saya harap yang sedang berproses di LLDIKTI bisa turut menambah daftar guru besar di USD," kata Eka dalam sambutannya.
Ia berharap di situasi pandemi Covid-19 ini, kedua guru besar tersebut dapat turut berkontribusi. "Prof. Enade kami harapkan bisa berkontribusi dalam penelitian ilmiah terkait Covid. Sementara Prof. Novita saya harapkan untuk selalu mengembangkan wacana untuk mendobrak kebutuhan masyarakat dan mempertanyakan segala kemapanan, sehingga peradaban bisa maju dan berkembang khususnya di masa pandemi," imbuhnya.
Tak hanya memberi dua guru besar, LLDIKTI Wilayah V juga memberikan izin pembukaan program studi profesi insinyur program profesi untuk Fakultas Sains dan Teknologi. SK ini diserahkan langsung oleh Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof. Dr. Didi Achjari, S.E., M.Com., Akt.
Akan Kembangkan Computational Drug Safety
Ditemui usai acara, Prof. Enade mengaku sudah mempersiapkan sejumlah langkah ke depan untuk penanganan Covid-19 setelah dirinya dikukuhkan sebagai guru besar. Ia akan fokus pada pengembangan penelitian di bidang computational drug safety.
Menurutnya, bidang tersebut masih jarang disentuh oleh peneliti di Indonesia. Selama ini, yang ada baru penelitian di bidang computational drug discovery. Padahal, penemuan obat harus selalu dikawal keamanannya supaya tidak berbahaya bagi pemakainya.
Masa pandemi Covid-19 ini, kata dia, menjadi contoh di mana penemuan obat seringkali tidak dibarengi dengan validasi yang tepat dan analisis soal keamanan obat. Hal ini dirasanya cukup berbahaya dan tidak rasional ketika wacana penemuan obat dilempar ke publik tanpa merilis soal aspek keamanannya.
"Misal ditemukan suatu senyawa yang bisa mengobati, tapi faktor keamanannya bagaimana, dosisnya berapa, itu jarang diberitakan, padahal akan dipakai manusia. Maka banyak pengobatan yang tidak rasional. Itu yang dalam waktu dekat akan saya geluti," kata Enade.
Menurutnya, seorang peneliti tidak harus selalu terlibat dalam penemuan senyawa. Ia memilih jalan lain, yaitu melindungi masyarakat dari hal-hal yang berbahaya dengan computational drug safety yang akan dia kembangkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem Periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pilkada 2024, KPU Kulonprogo Tetapkan 775 Daftar Pemilih Tambahan
- Polres Gunungkidul Bakal Terjunkan Ratusan Personel Pengamanan Pilkada 2024
- Aliansi Muda Muhammadiyah Janji Menangkan Kustini-Sukamto di Pilkada Sleman
- Kantongi Izin TRL, Teknologi Pemusnah Sampah Dodika Incinerator Mampu Beroperasi 24 Jam
- Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
Advertisement
Advertisement